Asal Kata dan Arti Kata serta Istilah Sejarah Dari manakah asal kata sejarah itu? Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa Arab “syajara”, artinya terjadi, “syajaratun” (baca: syajarah) artinya pohon kayu. Pohon menggambarkan pertumbuhan terus-menerus dari bumi
Agar
kita mendapat pengertian yang lebih luas maka sebagai perbandingan baiklah kita
ambil beberapa terjemahan yang berasal dari bahasa lainnya. Perkataan sejarah
dalam bahasa Belanda ialah "geshciedenis" (dari kata geschieden
terjadi), dalam bahasa Jerman “geschichte" (dari kata geschehen terjadi).
Sedangkan dalam bahasa Inggris ialah "history" (berasal dari bahasa
Yunani “historia” = apa yang diketahui karena penyelidikan) sehingga hampir
berarti "ilmu pengetahuan". Jadi, berhubungan dengan segala macam
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan definisi tentang sejarah sebagai
berikut:
1) asal
usul, keturunan, atau silsilah;
2) kejadian
atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo;
3) pengetahuan
atau uraian tentang kejadian, atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
yang telah lampau. Dalam sejarah, ada 3 aspek yang saling melengkapi satu
dengan yang lainnya, yaitu:
a. Masa
Lalu, yaitu gambaran mengenai kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa
lampau. Melalui gambaran masa lalu maka generasi berikutnya akan dapat
merumuskan hubungan sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. Dan tidak semua
peristiwa atau kejadian dapat tercatat dalam sejarah.
b. Masa
Kini, yaitu masa dimana manusia mengalami masa yang terbaru dan merupakan masa
yang sangat penting karena dapat menentukan masa depan. Manusia di masa kini
memakai sumber pemahaman dari peristiwa di masa lalu sebagai cerminan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Masa
Depan, yaitu masa yang akan datang dimana segala sesuatu itu belum terjadi, dan
segala sesuatu yang dilakukan pada masa kini akan mempengaruhi masa depan.
Berikut
ini adalah beberapa pengertian sejarah dari berbagai tokoh / ahli sejarah,
secara lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Herodotus
Harodotus adalah tokoh sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani yang mendapat julukan The Father of History atau Bapak Sejarah Dunia.
Baginya sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
2. Ibnu Khaldun
Sejarawan Muslim Ibnu Khaldun melalui bukunya berjudul Mukadimah juga mendefinisikan pengertian sejarah.
Menurut Ibnu Khaldun, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
3. Roeslan Abdulgani; Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
4. Moh. Yamin; Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
5. Ibnu Khaldun; Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
6. Moh. Ali; Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, dipertegas pengertian sejarah adalah sebagai berikut: (1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (2) cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (3) ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
Dalam sejarah, ada 3 aspek yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya, yaitu:
a) Masa Lalu, yaitu gambaran mengenai kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau. Melalui gambaran masa lalu maka generasi berikutnya akan dapat merumuskan hubungan sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. Dan tidak semua peristiwa atau kejadian dapat tercatat dalam sejarah.
b) Masa Kini, yaitu masa dimana manusia mengalami masa yang terbaru dan merupakan masa yang sangat penting karena dapat menentukan masa depan. Manusia di masa kini memakai sumber pemahaman dari peristiwa di masa lalu sebagai cerminan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c) Masa Depan, yaitu masa yang akan datang dimana segala sesuatu itu belum terjadi, dan segala sesuatu yang dilakukan pada masa kini akan mempengaruhi masa depan
Unsur-Unsur Sejarah Sejarah
Mengandung beberapa unsur penting di dalamnya, diantaranya adalah:
1) Ruang, yaitu tempat dimana terjadinya suatu kejadian yang menjadi bukti sejarah yang nyata.
2) Waktu, yaitu unsur sejarah yang berkaitan dengan waktu terjadinya peristiwa bersejarah dan dapat menjelaskan kronologis dalam kajian sejarah.
3) Manusia, yaitu unsur terpenting dalam sejarah karena setiap peristiwa sejarah sangat berkaitan dengan manusia.
Ciri-ciri Sejarah
a) Unik (einmaleg), peristiwa sejarah itu unik (einmaleg) dikarenakan hanya terjadi 1 kali dan tidak pernah terulang kembali.
b) Abadi, peristiwa sejarah dikatakan abadi dikarenakan peristiwa sejarah tidak akan pernah berubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
c) Penting, peristiwa sejarah memiliki pengaruh yang sangat besar dan dapat mempengaruhi banyak orang sehingga dapat mengenang peristiwa tersebut.
CARA BERPIKIR KRONOLOGIS DAN SINKRONIK DALAM BELAJAR SEJARAH
Sejarah
mengajarkan kepada kita cara berpikir Diakronik/ kronologis, artinya
berpikirlah
secara
runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan
memberikan
kepada kita gambaran yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan
aspek tertentu sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan
antarperistiwa yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep
berpikir diakronik atau kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin
memecahkan masalah. Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk
lebih teliti dalam mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa
atau kejadian pada waktu tertentu. Selain melatih kita untuk dapat berpikir
sinkronik dan kronologis, sejarah juga mengajarkan kepada kita cara berpikir holistik.
Holistik mempunyai pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau
mempelajari suatu peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang dengan
mempertimbangkan bebagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa
perang dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita akan mulai mempelajari
sebab-sebab, tokoh yang terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor
pemicu, usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya perang,
korban, dan akibat dari perang tersebut. Oleh karena itu, kita juga belajarbahwa
setiap akibat pasti ada sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapat mencegah
sebab atau mengurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak kita inginkan.
4 KONSEP
RUANG DALAM SEJARAH
Konsep waktu dan konsep manusia itu memang
saling berkaitan maka terdapat empat konsep waktu esensial dalam suatu
peristiwa sejarah, yakni ada perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan
perubahan (Kuntowijoyo). Empat konsep tersebut tentu saja berkaitan, sebab
sejarah memang tidak hanya terbatas pada pengkajian mengenai perkembangan
kehidupan masyarakat di masa lampau saja, tetapi juga pada kesinambungan, pengulangan,
dan perubahan dari peristiwa-peristiwa di masa lampau tersebut. Berikut adalah
uraiannya.
1. Perkembangan
Konsep perkembangan ini
dapat terjadi jika masyarakat yang mana juga berperan sebagai subjek dan objek
dari sejarah, bergerak dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Maksudnya,
masyarakat cenderung akan melakukan perubahan dari bentuk yang sederhana ke
bentuk yang lebih kompleks. Contohnya adalah perkembangan sistem demokrasi di
Indonesia. Perkembangan masyarakat dari masa lampau hingga masa sekarang ini
juga hasil pembelajaran melalui sejarah. Pembaruan yang terjadi di setiap
generasi menjadi bukti keberhasilan perkembangan dari masa ke masa. Maka dari
itu, keberadaan ilmu sosiologi dan antropologi juga turut berperan dalam
mengungkapkan sejarah sesuai dimensi waktunya.
2. Kesinambungan
Konsep kesinambungan ini dapat terjadi jika suatu
masyarakat baru hanya melakukan adopsi dari lembaga-lembaga lama. Maksudnya,
meskipun masyarakat sudah mengambil pembelajaran yang ada di masa lalu, tetapi mereka
tetap mengembangkannya dan diterapkan pada masa sekarang ini. Misalnya, pada
masa lampau terdapat sistem patrimonialisme (bentuk pemerintahan yang mana
semua kekuasaan mengalir langsung ke penguasa) yang kemudian dilanjutkan
menjadi sistem kolonialisme.
Hal tersebut membuktikan
bahwa sejarah ternyata tetap berkesinambungan dengan hal-hal di masa lampau,
meskipun sudah terlewati banyak waktu.
3. Pengulangan
Dalam konsep pengulangan
ini dapat terjadi jika suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau itu terjadi
lagi di masa selanjutnya. Contoh sederhana adalah peristiwa perang dunia yang
terulang dua kali dan memberikan dampak yang sama-sama merugikan terutama bagi
masyarakat sipil. Contoh peristiwa di masa lampau yang mengalami konsep waktu
pengulangan ini adalah ketika lengsernya kekuasaan Soekarno. Kala itu,
kekuasaan presiden Soekarno jatuh karena adanya aksi-aksi yang dilakukan oleh
para mahasiswa. Namun ternyata, peristiwa tersebut terjadi kembali secara
berulang pada masa kekuasaan Soeharto yang sama-sama diakibatkan oleh aksi-aksi
mahasiswa. Maka dari itu, tidak mustahil jika suatu peristiwa sejarah dapat
terulang kembali, baik dengan dimensi manusia yang berbeda maupun sama.
4. Perubahan
Konsep perubahan ini
dapat terjadi jika dalam suatu masyarakat berhasil mengalami suatu pergeseran
atau perubahan. Biasanya, konsep perubahan ini terjadi secara besar-besaran dan
dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, konsep perubahan ini juga dapat
terjadi akibat adanya pengaruh dari luar. Misalnya, adanya peristiwa sejarah
berupa Gerakan Paderi di Sumatera Barat yang menentang kaum adat. Peristiwa
tersebut dianggap sebagai hasil pengaruh dari Gerakan Wahabi di Arab yang
“ditularkan” melalui para haji sepulangnya dari Makkah.
KONSEP
PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN DALAM SEJARAH
Dalam
catatan – catatan peristiwa masa lalu manusia, terdapat konsep perubahan dan
keberlanjutan. Perubahan dapat dikatakan sebagai gejala yang biasa terjadi
dalam kehidupan manusia. Cepat atau lambat, manusia atau masyarakat akan
mengalami perubahan. Perubahan dalam masyarakat akan terus berlangsung seiring
dengan perjalanan waktu. Perubahan dan keberlanjutan dapat kita ketahui dengan
membandingkan dua atau lebih peristiwa atau keadaan pada masa lampau. Selain
itu, perbandingan juga dapat dilakukan antara dua atau lebih peristiwa masa
lalu dan peristiwa masa kini. Contohnya, untuk mengetahui perkembangan bahasa
Indonesia, kita dapat membandingkan kebijakan pemerintah kolonial Belanda
dengan pemerintah pendudukan Jepang. Selain itu kita juga dapat membandingkan
perkembangan bahasa Indonesia pada masa kebangkitan nasional dengan masa
sekarang. Periodisasi adalah cara untuk menandai perubahan dan keberlanjutan
dalam sejarah. Periode sejarah ditentukan oleh perubahan penting. Adapun
keberlanjutan menghubungkan periode – periode dalam sejarah. Sebagai contoh,
masa kerajaan Hindu Buddha hingga masa kerajaan Islam. Selama sejarah panjang
masa Hindu Buddha disebut sebagai konsep keberlanjutan sedangkan ketika Islam
masuk dan meruntuhkan pengaruh Hindu Buddha di Indonesia hal tersebut
digambarkan sebagai konsep perubahan.
Makna
keberlanjutan dalam sejarah Dalam mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang
ada merupakan peristiwa yang berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini
merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang.
Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa
lain. Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai
penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa
sekarang, dan masa depan. Hal ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang
mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk
membangun masa depan (to study history is to study the past to build the
future). Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain
yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.
Manfaat Belajar Sejarah Dalam
Kehidupan Sehari-Hari
1. Membantu
memahami identitas
Manfaat lain dari
mempelajari sejarah adalah dapat membantu dalam memahami identitas. Identitas
yang dimaksud dapat dikaitkan dengan banyak hal yang berbeda.
Dari identitas negara,
keluarga, kelompok atau organisasi konstituen. Bagaimana itu berkembang dari
waktu ke waktu untuk membentuk identitas sebagai gambaran umum
dapat dilihat.
2. Membantu
memahami peristiwa terkini
Keuntungan mempelajari
lebih banyak sejarah adalah dapat membantu memahami peristiwa terkini. Dalam
hal ini, berbagai jenis peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu dapat
menjadi cerminan dari apa yang terjadi saat ini.
Misalnya, bagaimana perang
di Eropa menjadi penting dan mempengaruhi seluruh dunia. Bagaimana Hitler
memperoleh dan mempertahankan kekuasaan mempengaruhi pembentukan sistem politik
dunia saat ini.
3. Menjadi
warga negara yang berwawasan
Minat belajar sejarah
tidak kalah pentingnya, yaitu mampu menjadi warga negara yang berwawasan.
Sejarah dapat membantu orang menjadi warga negara yang lebih terinformasi
melalui kemudahan akses yang dapat dimiliki seseorang saat ini.
Pengetahuan ini membantu
orang berperan aktif dalam forum politik melalui debat pendidikan dan
dengan menyempurnakan keyakinan dasar masyarakat. Melalui pengetahuan sejarah,
warga bahkan dapat mengubah sistem kepercayaan lama yang dianut sebelumnya.
4. Mengetahui
peristiwa atau kejadian masa lalu
Keuntungan mempelajari
sejarah adalah mengetahui secara rinci dan tepat apa, siapa, kapan, di
mana, dan dampak dari peristiwa tersebut. Dengan cara ini kita dapat menambah
informasi dan pengetahuan tentang fakta atau peristiwa tertentu.
Sejarah mencakup banyak
hal tidak hanya tentang pendudukan Indonesia tetapi juga tentang perang dunia,
peradaban Islam, revolusi industri, dll.
5.
Terinspirasi oleh masa lampau atau sejarah
Sebuah cerita atau cerita
tentang suatu peristiwa sejarah juga dapat dijadikan inspirasi bagi
seseorang atau bahkan suatu negara. Sebagai contoh, Indonesia yang telah
dijajah selama ratusan tahun harus terinspirasi oleh peristiwa bersejarah ini
untuk bertindak lebih baik.
Inspirasi yang dimaksud
dapat berupa pikiran atau tindakan, peristiwa/kejadian, seni, budaya dan karya
lainnya. Kisah-kisah sejarah tentang para pahlawan yang membela tanah air
mereka juga bisa menjadi sumber inspirasi yang bagus.
6. Manfaat
Bagi Profesi
Penelitian sejarah juga
merupakan profesi bagi beberapa sejarawan seperti guru, arkeolog,
antropolog, filsuf, penulis buku sejarah, dll.
Beberapa orang dalam
profesi yang berhubungan dengan sejarah dipaksa untuk mempelajari peristiwa
sejarah di masa lalu. Misalnya, seorang penulis harus terlebih
dahulu menganalisis kebenaran dan keabsahan peristiwa sejarah.
7. Sebagai
media pendidikan dan pembelajaran
Sejarah merupakan salah
satu media atau alat bantu belajar di sekolah dan sarana pendidikan bagi
siswa. Belajar sejarah membuat kita tahu dan mengerti siapa sejarah masa lalu
dan orang-orang yang terkait dengannya.
Selain itu, juga berfungsi
sebagai panduan teoritis untuk memberikan pemahaman tentang generalisasi dan
konsep tentang peristiwa masa lalu.
8. Memberikan
kemampuan analisis yang baik
Informasi tentang
peristiwa masa lalu dapat dikumpulkan melalui monumen atau cerita dari
sumber. Namun, meneliti dan menemukan suatu peristiwa sejarah tidak semudah
yang dipikirkan orang.
Peristiwa sejarah harus
dianalisis dengan menggunakan metode ilmiah mengenai kebenaran cerita, sehingga
dapat memberikan kemampuan analisis yang lebih baik.
9. Sebagai
sarana hiburan atau rekreasi
Penelitian sejarah juga
dapat digunakan sebagai sarana hiburan atau rekreasi karena dapat mendatangkan
kegembiraan batin. Memang, peristiwa sejarah akan membawa kita pada petualangan
yang melampaui batas ruang dan waktu dan membayangkan tempat/kondisi masa
lalu.
Selain itu, ada berbagai
bentuk hiburan seperti seni atau tulisan yang dapat digunakan untuk
hiburan dan juga untuk pembelajaran. Peninggalan seperti prasasti dan
sejenisnya dianalisis tidak hanya untuk mengetahui nilai cerita, tetapi
juga untuk mempelajari seni bahasa.
Dahulu juga ada seni
kekanak-kanakan atau puisi karya penulis sejarah yang dapat menjadi sarana
hiburan dan hiburan serta dapat dipelajari.
10. Sebagai
Pedoman Negara dan Negara
Sejarah dapat dijadikan
sebagai sumber wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana menyikapi politik
dalam kehidupan bernegara. Peristiwa masa lalu dapat dijadikan pelajaran
dan pedoman bagi bangsa.
PENELITIAN SEJARAH
Apa Itu Penelitian
Sejarah?
Penelitian
sejarah (riset sejarah) merupakan salah satu metode penelitian yang meneliti
mengenai apa yang terjadi di masa lalu atau di masa lampau. Dengan melakukan
penelitian sejarah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mencapai
wawasan dan dapat menyimpulkan mengenai orang atau pelaku dan juga bagaimana
kejadian di masa lalu yang pernah terjadi.
Setelah
itu, penelitian sejarah tersebut juga dibandingkan dan juga ditambahkan dengan
bagaimana peristiwa masa lalu yang pernah terjadi tersebut membawa pengaruh
bagi peristiwa masa kini. Oleh sebab itu, melakukan penelitian ini bukan hal
mudah dan harus dilakukan dengan berbagai langkah dan tahapan yang didampingi
atau bahkan dilakukan oleh sejarawan.
Penelitian
sejarah bisa meliputi berbagai hal dari berbagai tema, kejadian, atau pokok
bahasan lainnya. Misalnya meneliti mengenai bagaimana sejarah kerajaan
Indonesia, bagaimana sejarah penjajahan di Tanah Air, bagaimana sejarah seorang
tokoh dengan berbagai karyanya, dan lain sebagainya. Sehingga dapat diamati
bahwa data penelitian yang dibutuhkan di dalam penelitian ini biasanya
tergantung pada data primer yang berupa catatan peristiwa secara langsung, data
berupa arsip, misalnya dokumentasi resmi, catatan pribadi, catatan saksi mata,
dan lain sebagainya. Data primer tersebut juga dapat didukung dengan data
sekunder yang berupa informasi dari orang yang tidak menyaksikan peristiwa
tersebut, misalnya ensiklopedia, surat kabar, atau buku pelajaran. Data yang
didapatkan pada penelitian sejarah tadi juga biasanya tunduk terhadap kritik
eksternal atau dari proses verifikasi keaslian atau validitas sumber dan juga
kritik internal yang berasal dari eksplorasi makna sumber.
Karena
penelitian sejarah mengungkap masa lampau, sehingga di dalam penelitian ini,
biasanya terdapat dimensi waktu dan tempat serta kronologi sederhana yang tidak
dianggap sebagai penelitian sejarah karena tidak dapat menafsirkan peristiwa.
Dengan
adanya penelitian sejarah yang berlangsung tersebut, maka laporan penelitian
yang disusun dapat dipertanggungjawabkan dan bahkan memiliki bukti kuat yang
mampu menjelaskan kronologis atau rentetan peristiwa di masa lalu, sebagai
bukti bahwa narasumber terlibat di dalam kejadian secara langsung, baik itu
manusia, foto, hasil rekaman, dan lain sebagainya.
Tujuan Penelitian Sejarah
Dari
pengertian penelitian sejarah yang telah dibahas di atas, maka didapatkan bahwa
tujuan penelitian sejarah ini tentu dilakukan agar membuat orang di masa kini
sadar mengenai bagaimana kejadian atau peristiwa di masa lalu. Mengapa
demikian? Berikut adalah pentingnya manusia mengenal peristiwa di masa lalu:
- belajar
dari kegagalan dan juga belajar dari kesuksesan di masa lalu yang dapat dihindari
atau diterapkan di masa kini,
- dari
peristiwa yang berlangsung atau terjadi di masa lalu tersebut, maka
peristiwa tersebut dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi pada saat ini,
- peristiwa
masa lalu bisa dijadikan sebuah ilmu untuk memprediksi suatu peristiwa
atau kejadian di masa kini,
- peristiwa
atau kejadian masa lalu bisa digunakan untuk menguji hipotesis mengenai
hubungan atau tren yang terjadi di masa kini, dan
- peristiwa
yang terjadi di masa lalu bisa digunakan untuk memahami praktik dan juga
bagaimana kebijakan pendidikan di masa kini secara lebih lengkap dan
mendalam.
Langkah-langkah Penelitian Sejarah
Adanya langkah-langkah
penelitian sejarah ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang paling mendekati
dengan kebenaran. Karena itu, penelitian sejarah yang memiliki kesalahan dalam
langkah-langkah penelitianya juga dianggap memiliki nilai kebenaran yang lemah.
Berikut ini
langkah-langkah yang digunakan pada proses penelitian sejarah, yaitu:
1. Mencari dan Memilih Topik
Dalam penelitian apapun,
hal pertama yang perlu dilakukan pastilah mencari dan memilih topik. Mencari
topik penelitian bertujuan agar proses penelitian menjadi lebih fokus dan
terarah pada masalah yang sesuai dengan topik yang dipilih.
Pemilihan topik harus
benar-benar diperhatikan agar layak dijadikan penelitian dan bukan hasil
duplikasi dari penelitian orang lain. Untuk itu, bisa menggunakan cara di bawah
ini:
·
What atau Apa yang akan diteliti atau dijadikan objek penelitian
·
Who atau Siapa yang akan diteliti atau menjadi narasumber untuk mencari
informasi seputar objek penelitian dan yang berhubungan dengan itu
·
Where atau Dimana penelitian akan dilakukan, dalam hal ini berkaitan dengan
tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan objek sejarah secara nyata/real
·
When – Kapan penelitian tersebut dilakukan atau kapan kejadian/objek
sejarah tersebut terjadi
Menurut Kuntowijoyo
(1995), pemilihan topik perlu didasarkan pada pendekatan emosional dan juga
intelektual. Kuntowijoyo mengatakan bahwa ada empat macam kriteria yang perlu
diperhatikan saat memilih topik, antara lain:
·
Pertama, memiliki nilai, artinya mampu memberikan penjelasan
terhadap sesuatu yang berarti atau bernilai
·
Kedua, asli dan belum pernah diteliti, jika memang sudah
pernah maka harus ada evidensi baru yang substansial dan signifikan
·
Ketiga, memperhatikan kepraktisan dalam keberadaan, ruang
lingkup dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber yang bersangkutan dengan
sebaik-baiknya
·
Keempat, adanya kesatuan tema yang memberikan sebuah titik
tolak, arah, fokus dan tujuan tertentu
2. Heuristic (Mengumpulkan Sumber)
Setelah menentukan topik,
langkah berikutnya adalah heuristic. Heuristic adalah tahap-tahap untuk
melakukan mencari, menemukan dan mengumpulkan berbagai sumber informasi berupa
data atau lainnya yang relevan dengan topik.
Hal itu
dilakukan untuk mengetahui dengan jelas segala bentuk kejadian atau peristiwa
yang terjadi di masa lampau. Secara etimologi, kata heuristic itu sendiri
berasal dari bahasa Yunani yaitu heurishein yang artinya menemukan/memperoleh.
Sumber
berdasarkan asalnya, sebagai berikut: Sumber primer, sumber yang secara
logis didapat dari orang pertama, peneliti, atau seseorang saksi. Sumber
sekunder, kesaksian dari siapa pun yang bukan merupakan saksi mata.
Sumber tersier, keterangan-keterangan, tulisan, atau dokumen yang didapat bukan
lagi dari tangan pertama.
3. Interpretasi
Tahapan
selanjutnya dalam penelitian sejarah adalah tahap interpretasi. Tahap
interpretasi ini merupakan tahapan dimana semua sumber sejarah yang sudah
selesai diverifikasi akan ditafsirkan oleh peneliti. Penafsiran ini berdasarkan
semua informasi dari sumber sejarah yang didapatkan.
Dalam
prosesnya, diperlukan waktu yang cukup panjang karena membutuhkan pemikiran
objektif dan logis.
4. Historiografi (Penulisan)
Terakhir
adalah proses historiografi atau penulisan yang mana peneliti melakukan
penulisan berdasarkan pada hasil interpretasi sumber sejarah. Kemudian
penulisan tersebut juga harus ditulis secara sistematis dan sesuai dengan kaidah
atau aturan yang berlaku, mulai dari struktur penulisan, bahasa, pemilihan
diksi, dan lain sebagainya.
Secara umum, historiografi
adalah salah satu cabang ilmu sejarah yang merekam atau menggambarkan sejarah
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Historiografi berasal 2
kata bahasa Yunani, yakni Historia dan Grafein. Historia memiliki
arti penyelidikan tentang gejala alam fisik, sedangkan Grafein memiliki arti
gambaran, uraian, lukisan, dan tulisan.
Banyak ahli yang juga ikut
mendefinisikan historiografi sesuai dengan pemikirannya masing-masing seperti
di bawah ini:
1. Prof Dr Ismaun M.Pd menyebut historiografi sebagai penggambaran
sejarah atau kejadian yang terjadi di masa lalu.
2. Prof Dr Helius Sjamsudin M.A, bentuk sintesis dari seorang
sejarawan yang didapatkan dari penelitian dan dan penemuan yang dituangkan
dalam sebuah tulisan utuh-lah yang disebut historiografi.
3. Drs Sugiyanto, M Hum, historiografi adalah inti dari sebuah
penelitian sejarah yang mana sebelumnya telah dipilih subjeknya kemudian dicari
berbagai sumbernya dan ditafsirkan setiap informasi yang didapatkan dalam
sebuah tulisan.
4. Drs Haryono, M.Pd menyebut sebagai cerita yang berasal dari masa
lampau yang kemudian dibawakan ulang oleh sejarawan berdasarkan fakta yang ada.
5. Louis Gottschalk, bentuk pengumuman baik berupa tulisan maupun
lisan yang berisikan informasi mengenai kejadian yang terjadi pada masa lampau
disebut sebagai hostoriografi.
Macam-Macam /Jenis-jenis historiografi
Dalam perkembangannya,
historiografi dibagi dalam 3 jenis yang berbeda menurut pembagian waktu.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai macam-macam historiografi:
1. Historiografi tradisional
Historiografi tradisional
adalah perekaman atau penulisan sejarah yang dilakukan oleh para punggawa, pejabat
keraton, atau bangsawan kerajaan. Historiografi tradisional dapat ditemukan
dalam bentuk batu, kulit kayu, atau buku.
Adapun ciri-ciri dari
historiografi tradisional adalah sebagai berikut:
·
Istana Sentris
·
Regio sentris
·
Subjektivitas tinggi
·
Feodalis aristokratis
·
Mengandng anakronisme dalam penulisan
·
Ditujukan untuk melegitimasi kekuasaan saat itu
Histroriografi tradisional
ini dibagi lagi menjadi 2 bagian, yakni:
a. Historiografi Hindu – Buddha
Historiografi Hindu –
Buddha adalah historiografi yang berasal dari jaman penyebaran agama Hindu –
Buddha. Ciri-ciri dari historiografi ini adalah:
·
Bersifat sentris
·
Bersifat religiomagis
·
Karya yang ditulis berasal dari terjemahan naskah India
Contoh dari historiografi
Hindu – Buddha adalah kitab Mahabharata, Babad Tanah Jawi, Kitab Pararaton, dan
lainnya.
b. Historiografi Islam
Historiografi Islam adalah
histroriografi yang berasal dari jaman penyebaran agama Islam. Ciri-ciri dari
historiografi Islam adalah :
·
Bersifat etnosentris
·
Memiliki unsur kronologis
·
Memiliki unsur mitos
Contoh historiografi Islam
adalah Babad Tanah Jawi, Hikayat Raja-Raja Pasai, Babad Demak, dan lain-lain.
2. Historiografi kolonial
Historiografi kolonial
adalah perekaman atau penulisan sejarah yang dilakukan oleh para kolonial
Belanda ketika menjajah Indonesia. Adapun tujuan historiografi saat itu adalah
untuk menguatkan kekuasaan mereka di Indonesia.
Dengan eksistensi mereka
yang kuat, berpendidikan, dan bermartabat, maka orang Indonesia akan takjub dan
tunduk pada mereka. Historiografi kolonial dapat ditemukan dalam bentuk pidato,
buku, selebaran, dan bentuk lainnya.
Penyebaran historiografi
kolonial sendiri dilakukan dengan sistematis oleh pihak Belanda. Hal ini
dikarenakan mereka ingin menanamkan pemikiran barat yang kuat pada
pemuda-pemuda Indonesia agar tidak ada lagi keinginan untuk membentuk negara
Indonesia.
Adapun ciri-ciri dari
historiografi kolonial adalah sebagai berikut:
·
Sangat subjektif
·
Mengabaikan berbagai sumber lokal
·
Mengandung diskriminasi yang tinggi
·
Bersifat mitologis
·
Kebanyakan berisi tentang kehidupan orang-orang yang besar
Contoh historiografi
kolonial adalah Schets eener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie
karya G. Gonggrijp; Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indi
karta, Geschiedenis van den Indischen Archipel karya B.H.M. Vlekke, dan A.J.
Eijkman dan F.W Stapel.
3. Historiografi modern/ Nasional
Yang terakhir adalah
historiografi modern yang merupakan perekaman atau penulisan sejarah yang
didukung oleh berbagai metode dan teknik pengumpulan informasi modern.
Historiografi modern
muncul karena adanya tuntutan akan fakta sejarah yang belum pernah diuji
kebenarannya menggunakan teknik modern.
Historiografi modern
muncul setelah adanya metodologi penelitian sejarah dan semakin berkembang
sesuai dengan jaman. Historiografi modern saat ini juga semakin objektif dan
kritis sehingga sangat berbeda dengan jenis historiografi sebelumnya.
Adapun ciri-ciri
historiografi modern adalah sebagai berikut:
·
Bersifat metodologis
Berbeda dengan
historiografi lainnya, historiografi modern harus dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam kaidah ilmiah.
·
Bersifat kritis historis
Dalam penelitian sejarah,
pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan multidimensional. Pendekatan
multidimensional adalah pendekatan yang dilakukan dengan memperhatikan berbagai
macam faktor yang mempengaruhi sejarah tersebut. Berkat pendekatan inilah,
historiografi modern jauh lebih objektif dibandingan historiografi sebelumnya.
·
Tidak dikstriminatif
Dalam historiografi
modern, penulisan sejarah tidak mengandung diskriminasi dimana di dalamnya
terdapat berbagai tokoh kecil.
·
Kritis nasional
Historiografi modern
memiliki tujuan menjadi kritis pada historiografi nasional. Maka dari itu, di
dalamnya terdapat penekanan pada unsur asing selama pembentukan Indonesia.
Contoh historiografi
modern adalah Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson dan Pemberontakan
Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo.
Penggunaan historiografi
modern menimbulkan perubahan yang baik dalam catatan sejarah. Adapun kelebihan
dari histroriografi modern adalah sebagai berikut:
·
Penggunaan penulisan sejarah
kritis
·
Pemikiran kosmologis dan
religiomagis diubah menjadi pemikiran yang bersifat ilmiah
·
Penggunaan pendekatan multidimensi
·
Pengikutsertaan seluruh peran dan
aspek kehidupan dalam masyarakat tanpa pandang bulu
Namun meskipun
historiografi modern tampak sempurna dengan segala metode penelitian ilmiah
yang mampu mengungkapkan berbagai fakta, pada kenyataannya masih terdapat
beberapa kelemahan dalam historiografi modern ini. Berikut misalnya kelemahan
historiografi modern:
·
Masih belum mampu menjelaskan
sejarah dengan maksimal
·
Tidak fleksibel karena terlalu
kaku dalam menggunakan metode ilmiah
·
Tidak seluruhnya bersifat nasionalisme
karena terkadang hanya sebagai tulisan akademisi ilmiah
No comments:
Post a Comment