Sunday 27 August 2023

KONSEP DASAR SEJARAH


Asal Kata dan Arti Kata serta Istilah Sejarah Dari manakah asal kata sejarah itu? Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa Arab “syajara”, artinya terjadi, “syajaratun” (baca: syajarah) artinya pohon kayu. Pohon menggambarkan pertumbuhan terus-menerus dari bumi

 ke udara dengan mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta buahnya. Memang di dalam kata sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian (Yamin, 1958: 4). Begitulah sejarah yang berarti pohon, juga berarti keturunan, asal-usul atau silsilah. Orang yang sudah lama berhubungan dengan ilmu sejarah, termasuk mereka yang mempelajarinya dengan agak mendalam, arti kata syajarah tidak sama dengan kata sejarah, akan tetapi kedua perkataan itu berhubungan satu dengan yang lain. Sejarah bukan hanya berarti pohon, dalam arti “pohon keluarga" juga tidak hanya berarti keturunan, asal-usul dan silsilah. Walaupun demikian, kalau kita mempelajari sejarah, sekurang-kurangnya kita tentu mempelajari keturunan, asal-usul dan silsilah (syajarah an-nasab). Sepintas lalu telah kita ikuti arti kata sejarah ditinjau dari sudut etimologi, yang menggambarkan sifat seperti pohon kayu. Namun demikian bukanlah dimaksudkan bahwa sejarah itu secara biologis; tumbuh, berkembang, berbuah atau tidak dan akhirnya mati, benar-benar bagaikan pohon kayu. Sejarah memang tumbuh hidup, berkembang dan bergerak terus dan akan berjalan terus tiada hentinya sepanjang masa.

Agar kita mendapat pengertian yang lebih luas maka sebagai perbandingan baiklah kita ambil beberapa terjemahan yang berasal dari bahasa lainnya. Perkataan sejarah dalam bahasa Belanda ialah "geshciedenis" (dari kata geschieden terjadi), dalam bahasa Jerman “geschichte" (dari kata geschehen terjadi). Sedangkan dalam bahasa Inggris ialah "history" (berasal dari bahasa Yunani “historia” = apa yang diketahui karena penyelidikan) sehingga hampir berarti "ilmu pengetahuan". Jadi, berhubungan dengan segala macam peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan definisi tentang sejarah sebagai berikut:

1)    asal usul, keturunan, atau silsilah;

2)    kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo;

3)    pengetahuan atau uraian tentang kejadian, atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang telah lampau. Dalam sejarah, ada 3 aspek yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya, yaitu:

a.    Masa Lalu, yaitu gambaran mengenai kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau. Melalui gambaran masa lalu maka generasi berikutnya akan dapat merumuskan hubungan sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. Dan tidak semua peristiwa atau kejadian dapat tercatat dalam sejarah.

b.    Masa Kini, yaitu masa dimana manusia mengalami masa yang terbaru dan merupakan masa yang sangat penting karena dapat menentukan masa depan. Manusia di masa kini memakai sumber pemahaman dari peristiwa di masa lalu sebagai cerminan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c.    Masa Depan, yaitu masa yang akan datang dimana segala sesuatu itu belum terjadi, dan segala sesuatu yang dilakukan pada masa kini akan mempengaruhi masa depan.

 


Berikut ini adalah beberapa pengertian sejarah dari berbagai tokoh / ahli sejarah, secara lengkapnya adalah sebagai berikut:

1.    Herodotus

Harodotus adalah tokoh sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani yang mendapat julukan The Father of History atau Bapak Sejarah Dunia.

Baginya sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.

2.    Ibnu Khaldun

Sejarawan Muslim Ibnu Khaldun melalui bukunya berjudul Mukadimah juga mendefinisikan pengertian sejarah.

Menurut Ibnu Khaldun, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.

3.    Roeslan Abdulgani; Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.

4.    Moh. Yamin; Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.

5.    Ibnu Khaldun; Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.

6.    Moh. Ali; Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, dipertegas pengertian sejarah adalah sebagai berikut: (1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (2) cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (3) ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.

 

Dalam sejarah, ada 3 aspek yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya, yaitu:

a)    Masa Lalu, yaitu gambaran mengenai kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau. Melalui gambaran masa lalu maka generasi berikutnya akan dapat merumuskan hubungan sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. Dan tidak semua peristiwa atau kejadian dapat tercatat dalam sejarah.

b)    Masa Kini, yaitu masa dimana manusia mengalami masa yang terbaru dan merupakan masa yang sangat penting karena dapat menentukan masa depan. Manusia di masa kini memakai sumber pemahaman dari peristiwa di masa lalu sebagai cerminan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c)    Masa Depan, yaitu masa yang akan datang dimana segala sesuatu itu belum terjadi, dan segala sesuatu yang dilakukan pada masa kini akan mempengaruhi masa depan

 

Unsur-Unsur Sejarah Sejarah

Mengandung beberapa unsur penting di dalamnya, diantaranya adalah:

1)    Ruang, yaitu tempat dimana terjadinya suatu kejadian yang menjadi bukti sejarah yang nyata.

2)    Waktu, yaitu unsur sejarah yang berkaitan dengan waktu terjadinya peristiwa bersejarah dan dapat menjelaskan kronologis dalam kajian sejarah.

3)    Manusia, yaitu unsur terpenting dalam sejarah karena setiap peristiwa sejarah sangat berkaitan dengan manusia.

 

Ciri-ciri Sejarah

a)    Unik (einmaleg), peristiwa sejarah itu unik (einmaleg) dikarenakan hanya terjadi 1 kali dan tidak pernah terulang kembali.

b)    Abadi, peristiwa sejarah dikatakan abadi dikarenakan peristiwa sejarah tidak akan pernah berubah dan tetap dikenang sepanjang masa.

c)    Penting, peristiwa sejarah memiliki pengaruh yang sangat besar dan dapat mempengaruhi banyak orang sehingga dapat mengenang peristiwa tersebut.

 

CARA BERPIKIR KRONOLOGIS DAN SINKRONIK DALAM BELAJAR SEJARAH



Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir Diakronik/ kronologis, artinya berpikirlah

secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan

memberikan kepada kita gambaran yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antarperistiwa yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir diakronik atau kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah. Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Selain melatih kita untuk dapat berpikir sinkronik dan kronologis, sejarah juga mengajarkan kepada kita cara berpikir holistik. Holistik mempunyai pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau mempelajari suatu peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang dengan mempertimbangkan bebagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa perang dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita akan mulai mempelajari sebab-sebab, tokoh yang terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor pemicu, usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya perang, korban, dan akibat dari perang tersebut. Oleh karena itu, kita juga belajarbahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapat mencegah sebab atau mengurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak kita inginkan.


4 KONSEP RUANG DALAM SEJARAH

Konsep waktu dan konsep manusia itu memang saling berkaitan maka terdapat empat konsep waktu esensial dalam suatu peristiwa sejarah, yakni ada perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan (Kuntowijoyo). Empat konsep tersebut tentu saja berkaitan, sebab sejarah memang tidak hanya terbatas pada pengkajian mengenai perkembangan kehidupan masyarakat di masa lampau saja, tetapi juga pada kesinambungan, pengulangan, dan perubahan dari peristiwa-peristiwa di masa lampau tersebut. Berikut adalah uraiannya.

1.    Perkembangan

Konsep perkembangan ini dapat terjadi jika masyarakat yang mana juga berperan sebagai subjek dan objek dari sejarah, bergerak dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Maksudnya, masyarakat cenderung akan melakukan perubahan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Contohnya adalah perkembangan sistem demokrasi di Indonesia. Perkembangan masyarakat dari masa lampau hingga masa sekarang ini juga hasil pembelajaran melalui sejarah. Pembaruan yang terjadi di setiap generasi menjadi bukti keberhasilan perkembangan dari masa ke masa. Maka dari itu, keberadaan ilmu sosiologi dan antropologi juga turut berperan dalam mengungkapkan sejarah sesuai dimensi waktunya.

2.    Kesinambungan

Konsep kesinambungan ini dapat terjadi jika suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi dari lembaga-lembaga lama. Maksudnya, meskipun masyarakat sudah mengambil pembelajaran yang ada di masa lalu, tetapi mereka tetap mengembangkannya dan diterapkan pada masa sekarang ini. Misalnya, pada masa lampau terdapat sistem patrimonialisme (bentuk pemerintahan yang mana semua kekuasaan mengalir langsung ke penguasa) yang kemudian dilanjutkan menjadi sistem kolonialisme.

Hal tersebut membuktikan bahwa sejarah ternyata tetap berkesinambungan dengan hal-hal di masa lampau, meskipun sudah terlewati banyak waktu.

3. Pengulangan

Dalam konsep pengulangan ini dapat terjadi jika suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau itu terjadi lagi di masa selanjutnya. Contoh sederhana adalah peristiwa perang dunia yang terulang dua kali dan memberikan dampak yang sama-sama merugikan terutama bagi masyarakat sipil. Contoh peristiwa di masa lampau yang mengalami konsep waktu pengulangan ini adalah ketika lengsernya kekuasaan Soekarno. Kala itu, kekuasaan presiden Soekarno jatuh karena adanya aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa. Namun ternyata, peristiwa tersebut terjadi kembali secara berulang pada masa kekuasaan Soeharto yang sama-sama diakibatkan oleh aksi-aksi mahasiswa. Maka dari itu, tidak mustahil jika suatu peristiwa sejarah dapat terulang kembali, baik dengan dimensi manusia yang berbeda maupun sama.

4. Perubahan

Konsep perubahan ini dapat terjadi jika dalam suatu masyarakat berhasil mengalami suatu pergeseran atau perubahan. Biasanya, konsep perubahan ini terjadi secara besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, konsep perubahan ini juga dapat terjadi akibat adanya pengaruh dari luar. Misalnya, adanya peristiwa sejarah berupa Gerakan Paderi di Sumatera Barat yang menentang kaum adat. Peristiwa tersebut dianggap sebagai hasil pengaruh dari Gerakan Wahabi di Arab yang “ditularkan” melalui para haji sepulangnya dari Makkah.

KONSEP PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN DALAM SEJARAH

Dalam catatan – catatan peristiwa masa lalu manusia, terdapat konsep perubahan dan keberlanjutan. Perubahan dapat dikatakan sebagai gejala yang biasa terjadi dalam kehidupan manusia. Cepat atau lambat, manusia atau masyarakat akan mengalami perubahan. Perubahan dalam masyarakat akan terus berlangsung seiring dengan perjalanan waktu. Perubahan dan keberlanjutan dapat kita ketahui dengan membandingkan dua atau lebih peristiwa atau keadaan pada masa lampau. Selain itu, perbandingan juga dapat dilakukan antara dua atau lebih peristiwa masa lalu dan peristiwa masa kini. Contohnya, untuk mengetahui perkembangan bahasa Indonesia, kita dapat membandingkan kebijakan pemerintah kolonial Belanda dengan pemerintah pendudukan Jepang. Selain itu kita juga dapat membandingkan perkembangan bahasa Indonesia pada masa kebangkitan nasional dengan masa sekarang. Periodisasi adalah cara untuk menandai perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah. Periode sejarah ditentukan oleh perubahan penting. Adapun keberlanjutan menghubungkan periode – periode dalam sejarah. Sebagai contoh, masa kerajaan Hindu Buddha hingga masa kerajaan Islam. Selama sejarah panjang masa Hindu Buddha disebut sebagai konsep keberlanjutan sedangkan ketika Islam masuk dan meruntuhkan pengaruh Hindu Buddha di Indonesia hal tersebut digambarkan sebagai konsep perubahan.

Makna keberlanjutan dalam sejarah Dalam mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa yang berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain. Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future). Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.

Manfaat Belajar Sejarah Dalam Kehidupan Sehari-Hari

1. Membantu memahami identitas

Manfaat lain dari mempelajari sejarah adalah dapat membantu dalam memahami identitas. Identitas yang dimaksud dapat dikaitkan dengan banyak hal yang berbeda.

Dari identitas negara, keluarga, kelompok atau organisasi konstituen. Bagaimana itu berkembang dari waktu ke waktu untuk membentuk identitas sebagai  gambaran umum  dapat dilihat.

2. Membantu memahami peristiwa terkini

Keuntungan mempelajari lebih banyak sejarah adalah dapat membantu memahami peristiwa terkini. Dalam hal ini, berbagai jenis peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu dapat menjadi cerminan dari apa yang terjadi saat ini.

Misalnya, bagaimana perang di Eropa menjadi  penting dan mempengaruhi seluruh dunia. Bagaimana Hitler memperoleh dan mempertahankan kekuasaan mempengaruhi pembentukan sistem politik dunia saat ini.

3. Menjadi  warga negara yang berwawasan

Minat belajar sejarah tidak kalah pentingnya, yaitu mampu menjadi warga negara yang berwawasan. Sejarah dapat membantu orang menjadi warga negara yang lebih terinformasi melalui kemudahan akses yang dapat dimiliki seseorang saat ini.

Pengetahuan ini membantu orang  berperan aktif dalam forum politik melalui debat pendidikan dan dengan menyempurnakan keyakinan dasar masyarakat. Melalui pengetahuan sejarah, warga bahkan dapat mengubah sistem kepercayaan lama yang dianut sebelumnya.

4. Mengetahui peristiwa atau kejadian masa lalu

Keuntungan mempelajari sejarah adalah  mengetahui secara rinci dan tepat apa, siapa, kapan, di mana, dan dampak dari peristiwa tersebut. Dengan cara ini kita dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang fakta atau peristiwa  tertentu.

Sejarah mencakup banyak hal tidak hanya tentang pendudukan Indonesia tetapi juga tentang perang dunia, peradaban Islam, revolusi industri, dll.

5. Terinspirasi oleh masa lampau atau sejarah

Sebuah cerita atau cerita tentang suatu peristiwa sejarah juga dapat dijadikan  inspirasi bagi seseorang atau bahkan suatu negara. Sebagai contoh, Indonesia yang telah dijajah selama ratusan tahun harus terinspirasi oleh peristiwa bersejarah ini untuk bertindak lebih baik.

Inspirasi yang dimaksud dapat berupa pikiran atau tindakan, peristiwa/kejadian, seni, budaya dan karya lainnya. Kisah-kisah sejarah tentang para pahlawan yang membela tanah air mereka juga bisa menjadi sumber inspirasi yang bagus.

6. Manfaat Bagi Profesi

Penelitian sejarah juga merupakan  profesi bagi beberapa sejarawan seperti guru, arkeolog, antropolog, filsuf, penulis buku sejarah, dll.

Beberapa orang dalam profesi yang berhubungan dengan sejarah dipaksa untuk mempelajari peristiwa sejarah di masa lalu. Misalnya, seorang penulis  harus  terlebih dahulu menganalisis kebenaran dan keabsahan peristiwa sejarah.

7. Sebagai media pendidikan dan pembelajaran

Sejarah merupakan salah satu media atau alat bantu belajar di sekolah dan  sarana pendidikan bagi siswa. Belajar sejarah membuat kita tahu dan mengerti siapa sejarah masa lalu dan orang-orang yang terkait dengannya.

Selain itu, juga berfungsi sebagai panduan teoritis untuk memberikan pemahaman tentang generalisasi dan konsep tentang peristiwa masa lalu.

8. Memberikan kemampuan analisis yang baik

Informasi tentang peristiwa  masa lalu dapat dikumpulkan melalui monumen atau cerita dari sumber. Namun, meneliti dan menemukan suatu peristiwa sejarah tidak semudah yang dipikirkan orang.

Peristiwa sejarah harus dianalisis dengan menggunakan metode ilmiah mengenai kebenaran cerita, sehingga dapat memberikan kemampuan analisis yang lebih baik.

9. Sebagai sarana hiburan atau rekreasi

Penelitian sejarah juga dapat digunakan sebagai sarana hiburan atau rekreasi  karena dapat mendatangkan kegembiraan batin. Memang, peristiwa sejarah akan membawa kita pada petualangan yang melampaui batas ruang dan waktu dan membayangkan tempat/kondisi  masa lalu.

Selain itu, ada berbagai bentuk hiburan seperti seni  atau tulisan yang dapat digunakan untuk hiburan dan juga untuk pembelajaran. Peninggalan seperti prasasti dan sejenisnya dianalisis tidak hanya  untuk mengetahui nilai cerita, tetapi juga untuk mempelajari seni bahasa.

Dahulu juga ada seni kekanak-kanakan atau puisi karya penulis sejarah yang dapat menjadi sarana hiburan dan hiburan serta dapat dipelajari.

10. Sebagai Pedoman Negara dan Negara

Sejarah dapat dijadikan sebagai sumber wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana menyikapi politik dalam kehidupan bernegara. Peristiwa masa lalu dapat dijadikan pelajaran  dan  pedoman bagi bangsa.

PENELITIAN SEJARAH

Apa Itu Penelitian Sejarah?



Penelitian sejarah (riset sejarah) merupakan salah satu metode penelitian yang meneliti mengenai apa yang terjadi di masa lalu atau di masa lampau. Dengan melakukan penelitian sejarah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mencapai wawasan dan dapat menyimpulkan mengenai orang atau pelaku dan juga bagaimana kejadian di masa lalu yang pernah terjadi.

Setelah itu, penelitian sejarah tersebut juga dibandingkan dan juga ditambahkan dengan bagaimana peristiwa masa lalu yang pernah terjadi tersebut membawa pengaruh bagi peristiwa masa kini. Oleh sebab itu, melakukan penelitian ini bukan hal mudah dan harus dilakukan dengan berbagai langkah dan tahapan yang didampingi atau bahkan dilakukan oleh sejarawan.

Penelitian sejarah bisa meliputi berbagai hal dari berbagai tema, kejadian, atau pokok bahasan lainnya. Misalnya meneliti mengenai bagaimana sejarah kerajaan Indonesia, bagaimana sejarah penjajahan di Tanah Air, bagaimana sejarah seorang tokoh dengan berbagai karyanya, dan lain sebagainya. Sehingga dapat diamati bahwa data penelitian yang dibutuhkan di dalam penelitian ini biasanya tergantung pada data primer yang berupa catatan peristiwa secara langsung, data berupa arsip, misalnya dokumentasi resmi, catatan pribadi, catatan saksi mata, dan lain sebagainya. Data primer tersebut juga dapat didukung dengan data sekunder yang berupa informasi dari orang yang tidak menyaksikan peristiwa tersebut, misalnya ensiklopedia, surat kabar, atau buku pelajaran. Data yang didapatkan pada penelitian sejarah tadi juga biasanya tunduk terhadap kritik eksternal atau dari proses verifikasi keaslian atau validitas sumber dan juga kritik internal yang berasal dari eksplorasi makna sumber.

Karena penelitian sejarah mengungkap masa lampau, sehingga di dalam penelitian ini, biasanya terdapat dimensi waktu dan tempat serta kronologi sederhana yang tidak dianggap sebagai penelitian sejarah karena tidak dapat menafsirkan peristiwa.

Dengan adanya penelitian sejarah yang berlangsung tersebut, maka laporan penelitian yang disusun dapat dipertanggungjawabkan dan bahkan memiliki bukti kuat yang mampu menjelaskan kronologis atau rentetan peristiwa di masa lalu, sebagai bukti bahwa narasumber terlibat di dalam kejadian secara langsung, baik itu manusia, foto, hasil rekaman, dan lain sebagainya.

Tujuan Penelitian Sejarah

Dari pengertian penelitian sejarah yang telah dibahas di atas, maka didapatkan bahwa tujuan penelitian sejarah ini tentu dilakukan agar membuat orang di masa kini sadar mengenai bagaimana kejadian atau peristiwa di masa lalu. Mengapa demikian? Berikut adalah pentingnya manusia mengenal peristiwa di masa lalu:

  1. belajar dari kegagalan dan juga belajar dari kesuksesan di masa lalu yang dapat dihindari atau diterapkan di masa kini,
  2. dari peristiwa yang berlangsung atau terjadi di masa lalu tersebut, maka peristiwa tersebut dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada saat ini,
  3. peristiwa masa lalu bisa dijadikan sebuah ilmu untuk memprediksi suatu peristiwa atau kejadian di masa kini,
  4. peristiwa atau kejadian masa lalu bisa digunakan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan atau tren yang terjadi di masa kini, dan
  5. peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa digunakan untuk memahami praktik dan juga bagaimana kebijakan pendidikan di masa kini secara lebih lengkap dan mendalam.

Langkah-langkah Penelitian Sejarah

Adanya langkah-langkah penelitian sejarah ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang paling mendekati dengan kebenaran. Karena itu, penelitian sejarah yang memiliki kesalahan dalam langkah-langkah penelitianya juga dianggap memiliki nilai kebenaran yang lemah.

Berikut ini langkah-langkah yang digunakan pada proses penelitian sejarah, yaitu:

1. Mencari dan Memilih Topik

Dalam penelitian apapun, hal pertama yang perlu dilakukan pastilah mencari dan memilih topik. Mencari topik penelitian bertujuan agar proses penelitian menjadi lebih fokus dan terarah pada masalah yang sesuai dengan topik yang dipilih.

Pemilihan topik harus benar-benar diperhatikan agar layak dijadikan penelitian dan bukan hasil duplikasi dari penelitian orang lain. Untuk itu, bisa menggunakan cara di bawah ini:

·         What atau Apa yang akan diteliti atau dijadikan objek penelitian

·         Who atau Siapa yang akan diteliti atau menjadi narasumber untuk mencari informasi seputar objek penelitian dan yang berhubungan dengan itu

·         Where atau Dimana penelitian akan dilakukan, dalam hal ini berkaitan dengan tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan objek sejarah secara nyata/real

·         When – Kapan penelitian tersebut dilakukan atau kapan kejadian/objek sejarah tersebut terjadi

Menurut Kuntowijoyo (1995), pemilihan topik perlu didasarkan pada pendekatan emosional dan juga intelektual. Kuntowijoyo mengatakan bahwa ada empat macam kriteria yang perlu diperhatikan saat memilih topik, antara lain:

·         Pertama, memiliki nilai, artinya mampu memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang berarti atau bernilai

·         Kedua, asli dan belum pernah diteliti, jika memang sudah pernah maka harus ada evidensi baru yang substansial dan signifikan

·         Ketiga, memperhatikan kepraktisan dalam keberadaan, ruang lingkup dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya

·         Keempat, adanya kesatuan tema yang memberikan sebuah titik tolak, arah, fokus dan tujuan tertentu

2. Heuristic (Mengumpulkan Sumber)

Setelah menentukan topik, langkah berikutnya adalah heuristic. Heuristic adalah tahap-tahap untuk melakukan mencari, menemukan dan mengumpulkan berbagai sumber informasi berupa data atau lainnya yang relevan dengan topik.

Hal itu dilakukan untuk mengetahui dengan jelas segala bentuk kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lampau. Secara etimologi, kata heuristic itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu heurishein yang artinya menemukan/memperoleh.

Sumber berdasarkan asalnya, sebagai berikut:  Sumber primer, sumber yang secara logis didapat dari orang pertama, peneliti, atau seseorang saksi.  Sumber sekunder, kesaksian dari siapa pun yang bukan merupakan saksi mata.  Sumber tersier, keterangan-keterangan, tulisan, atau dokumen yang didapat bukan lagi dari tangan pertama. 
3. Interpretasi

Tahapan selanjutnya dalam penelitian sejarah adalah tahap interpretasi. Tahap interpretasi ini merupakan tahapan dimana semua sumber sejarah yang sudah selesai diverifikasi akan ditafsirkan oleh peneliti. Penafsiran ini berdasarkan semua informasi dari sumber sejarah yang didapatkan.

Dalam prosesnya, diperlukan waktu yang cukup panjang karena membutuhkan pemikiran objektif dan logis.

4. Historiografi (Penulisan) 

Terakhir adalah proses historiografi atau penulisan yang mana peneliti melakukan penulisan berdasarkan pada hasil interpretasi sumber sejarah. Kemudian penulisan tersebut juga harus ditulis secara sistematis dan sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku, mulai dari struktur penulisan, bahasa, pemilihan diksi, dan lain sebagainya.


Pengertian Historiografi

Secara umum, historiografi adalah salah satu cabang ilmu sejarah yang merekam atau menggambarkan sejarah dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Historiografi berasal 2 kata bahasa Yunani, yakni Historia dan Grafein. Historia memiliki arti penyelidikan tentang gejala alam fisik, sedangkan Grafein  memiliki arti gambaran, uraian, lukisan, dan tulisan.

Banyak ahli yang juga ikut mendefinisikan historiografi sesuai dengan pemikirannya masing-masing seperti di bawah ini:

1.    Prof Dr Ismaun M.Pd menyebut historiografi sebagai penggambaran sejarah atau kejadian yang terjadi di masa lalu.

2.    Prof Dr Helius Sjamsudin M.A, bentuk sintesis dari seorang sejarawan yang didapatkan dari penelitian dan dan penemuan yang dituangkan dalam sebuah tulisan utuh-lah yang disebut historiografi.

3.    Drs Sugiyanto, M Hum, historiografi adalah inti dari sebuah penelitian sejarah yang mana sebelumnya telah dipilih subjeknya kemudian dicari berbagai sumbernya dan ditafsirkan setiap informasi yang didapatkan dalam sebuah tulisan.

4.    Drs Haryono, M.Pd menyebut sebagai cerita yang berasal dari masa lampau yang kemudian dibawakan ulang oleh sejarawan berdasarkan fakta yang ada.

5.    Louis Gottschalk, bentuk pengumuman baik berupa tulisan maupun lisan yang berisikan informasi mengenai kejadian yang terjadi pada masa lampau disebut sebagai hostoriografi.

 

Macam-Macam /Jenis-jenis historiografi

Dalam perkembangannya, historiografi dibagi dalam 3 jenis yang berbeda menurut pembagian waktu. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai macam-macam historiografi:

1. Historiografi tradisional

Historiografi tradisional adalah perekaman atau penulisan sejarah yang dilakukan oleh para punggawa, pejabat keraton, atau bangsawan kerajaan. Historiografi tradisional dapat ditemukan dalam bentuk batu, kulit kayu, atau buku.

Adapun ciri-ciri dari historiografi tradisional adalah sebagai berikut:

·         Istana Sentris

·         Regio sentris

·         Subjektivitas tinggi

·         Feodalis aristokratis

·         Mengandng anakronisme dalam penulisan

·         Ditujukan untuk melegitimasi kekuasaan saat itu

Histroriografi tradisional ini dibagi lagi menjadi 2 bagian, yakni:

a. Historiografi Hindu – Buddha

Historiografi Hindu – Buddha adalah historiografi yang berasal dari jaman penyebaran agama Hindu – Buddha. Ciri-ciri dari historiografi ini adalah:

·         Bersifat sentris

·         Bersifat religiomagis

·         Karya yang ditulis berasal dari terjemahan naskah India

Contoh dari historiografi Hindu – Buddha adalah kitab Mahabharata, Babad Tanah Jawi, Kitab Pararaton, dan lainnya.

b. Historiografi Islam

Historiografi Islam adalah histroriografi yang berasal dari jaman penyebaran agama Islam. Ciri-ciri dari historiografi Islam adalah :

·         Bersifat etnosentris

·         Memiliki unsur kronologis

·         Memiliki unsur mitos

Contoh historiografi Islam adalah Babad Tanah Jawi, Hikayat Raja-Raja Pasai, Babad Demak, dan lain-lain.

2. Historiografi kolonial

Historiografi kolonial adalah perekaman atau penulisan sejarah yang dilakukan oleh para kolonial Belanda ketika menjajah Indonesia. Adapun tujuan historiografi saat itu adalah untuk menguatkan kekuasaan mereka di Indonesia.

Dengan eksistensi mereka yang kuat, berpendidikan, dan bermartabat, maka orang Indonesia akan takjub dan tunduk pada mereka. Historiografi kolonial dapat ditemukan dalam bentuk pidato, buku, selebaran, dan bentuk lainnya.

Penyebaran historiografi kolonial sendiri dilakukan dengan sistematis oleh pihak Belanda. Hal ini dikarenakan mereka ingin menanamkan pemikiran barat yang kuat pada pemuda-pemuda Indonesia agar tidak ada lagi keinginan untuk membentuk negara Indonesia.

Adapun ciri-ciri dari historiografi kolonial adalah sebagai berikut:

·         Sangat subjektif

·         Mengabaikan berbagai sumber lokal

·         Mengandung diskriminasi yang tinggi

·         Bersifat mitologis

·         Kebanyakan berisi tentang kehidupan orang-orang yang besar

Contoh historiografi kolonial adalah Schets eener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie karya G. Gonggrijp; Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indi karta, Geschiedenis van den Indischen Archipel karya B.H.M. Vlekke, dan A.J. Eijkman dan F.W Stapel.

3. Historiografi modern/ Nasional

Yang terakhir adalah historiografi modern yang merupakan perekaman atau penulisan sejarah yang didukung oleh berbagai metode dan teknik pengumpulan informasi modern.

Historiografi modern muncul karena adanya tuntutan akan fakta sejarah yang belum pernah diuji kebenarannya menggunakan teknik modern.

Historiografi modern muncul setelah adanya metodologi penelitian sejarah dan semakin berkembang sesuai dengan jaman. Historiografi modern saat ini juga semakin objektif dan kritis sehingga sangat berbeda dengan jenis historiografi sebelumnya.

Adapun ciri-ciri historiografi modern adalah sebagai berikut:

·         Bersifat metodologis

Berbeda dengan historiografi lainnya, historiografi modern harus dilakukan dengan menggunakan berbagai macam kaidah ilmiah.

·         Bersifat kritis historis

Dalam penelitian sejarah, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan multidimensional. Pendekatan multidimensional adalah pendekatan yang dilakukan dengan memperhatikan berbagai macam faktor yang mempengaruhi sejarah tersebut. Berkat pendekatan inilah, historiografi modern jauh lebih objektif dibandingan historiografi sebelumnya.

·         Tidak dikstriminatif

Dalam historiografi modern, penulisan sejarah tidak mengandung diskriminasi dimana di dalamnya terdapat berbagai tokoh kecil.

·         Kritis nasional

Historiografi modern memiliki tujuan menjadi kritis pada historiografi nasional. Maka dari itu, di dalamnya terdapat penekanan pada unsur asing selama pembentukan Indonesia.

Contoh historiografi modern adalah  Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson dan Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo.

Penggunaan historiografi modern menimbulkan perubahan yang baik dalam catatan sejarah. Adapun kelebihan dari histroriografi modern adalah sebagai berikut:

·         Penggunaan penulisan sejarah kritis

·         Pemikiran kosmologis dan religiomagis diubah menjadi pemikiran yang bersifat ilmiah

·         Penggunaan pendekatan multidimensi

·         Pengikutsertaan seluruh peran dan aspek kehidupan dalam masyarakat tanpa pandang bulu

Namun meskipun historiografi modern tampak sempurna dengan segala metode penelitian ilmiah yang mampu mengungkapkan berbagai fakta, pada kenyataannya masih terdapat beberapa kelemahan dalam historiografi modern ini. Berikut misalnya kelemahan historiografi modern:

·         Masih belum mampu menjelaskan sejarah dengan maksimal

·         Tidak fleksibel karena terlalu kaku dalam menggunakan metode ilmiah

·         Tidak seluruhnya bersifat nasionalisme karena terkadang hanya sebagai tulisan akademisi ilmiah

 

 

 

 

  

No comments:

Post a Comment

KONSEP DASAR SEJARAH

Asal Kata dan Arti Kata serta Istilah Sejarah Dari manakah asal kata sejarah itu? Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa Arab “syaj...

Postingan Populer