A. Hasil Kebudayaan Masyarakat Pra aksara
Masa praaksara atau nirleka (nir; tidak ada, leka;
tulisan) adalah sebutan terhadap suatu masa ketika manusia belum mengenal
aksara atau tulisan. Di sebut juga masa prasejarah.
Meski belum mengenal
tulisan, masyarakatnya telah memiliki kemampuan berbahasa dan berkomunikasi
lisan serta mampu merekam pengalaman masa lalunya sedemikian rupa sehingga kita
sekarang dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan masyarakat di masa lalu.
Kurun waktu masa praaksara di awali sejak manusia ada pada kala
Pleistosen yaitu sekitar 3.000.000 sampai 10.000 tahun yang lalu, dan berakhir
ketika manusia mengenal tulisan (masa sejarah). Dengan demikian, batas antara
masa praaksara/prasejarah dan masa sejarah adalah mulai di kenalnya tulisan.
Berakhir masa prasejarah atau di mulainya masa sejarah untuk setiap
bangsa tidak sama, tergantung tingkat peradabannya. Bangsa Mesir, isalnya sudah
mengenal tulisan sekitar tahun 4.000 SM itu berarti bangsa mesir pada waktu itu
sudah memasuki masa sejarah. Bangsa Cina mengenal tulisan sejak tahun 2.000 SM,
dan masa sejarah Cina di mulai sejak saat itu.
Masa praaksara indonesia di perkirakan mulai dari kala Pleistosen sampai
sekitar abad ke-5 M. sebagian ahli berpendapat periodenya tidak sepanjang itu,
tetapi mulai dari 1,7 juta tahun yang lalu sampai abad ke-5. Mulai abad ke-5
indonesia memasuki masa sejarahhal ini di tunjukan dengan penemuan prasasti
berbentuk Yupa di tepi sungai Mahakam, Kuati, Kalimantan Timur.
Prasasti tersebut tidak berangka tahun, namun bahasa dan bentuk huruf
yang di pakai memberi petunjuk bahwa prasasti itu di buat sekitar tahun 400-an.
Meski demikian, tidak semua wilayah nusantara sudah mengenal tulisan pada
sekitar abad tersebut. Berakhirnya masa prasejarah dan di mulainya masa sejarah
untuk tiap wilayah di indonesia berbeda-beda
1. Masa berburu dan meramu (mengumpulkan makanan) tingkat
sederhana
a) Kehidupan
manusia terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang
penuh tantangan, dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas.
b) Kegiatan
pokoknya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, dengan peralatan dari batu,
kayu, dan tulang. Kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam
lingkungan sekitarnya, karena cara mendapatkan makanan secara langsung dari
alam, tanpa melalui proses, baik dalam mengumpulkan sampai pada cara makan.
c) Ada beberapa 4
jenis manusia purba di Indonesia pada masa berburu dan meramu pada tingkat
sederhana yaitu Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo
Sapiens, dan Wajak (Homo Wajakensis).
d) Teknologi hanya
mengutamakan segi praktis sesuai tujuan penggunaannya saja, namun lama kelamaan
ada penyempurnaan bentuk. Di Indonesia dikenal dua macam teknik pokok, yaitu
teknik pembuatan perkakas batu yang disebut tradisi kapak perimbas dan tradisi
serpih, serta pada perkembangan berikutnya ditemukan alat-alat dari tulang dan
tanduk.
e) Kehidupan sosial
· Menggantungkan
kehidupannya pada kondisi alam di daerah sekitar tempat tinggalnya yang dapat
memberikan persediaan makanan dan air serta menjamin kelangsungan hidupnya.
· Hidup
berkelompok dengan pembagian tugas yang laki-laki ikut kelompok berburu dan
yang perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuhan dan hewan-hewan kecil.
· Hidup
bekerjasama dalam menanggulangi serangan binatang buas maupun adanya bencana
alam yang sewaktu-waktu dapat mengusik kehidupan mereka.
· Alat-alat
yang dibuat dari batu, kayu, tulang, dan tanduk terus-menerus mengalami
penyempurnaan bentuk sesuai perkembangan alam pikiran mereka.
.2. Masa berburu dan meramu
(mengumpulkan makanan) tingkat lanjut
Pada masa praaksara tingkat lanjut (menjelang berakhirnya
masa praaksara), hasil-hasil budaya nenek moyang kita semakin kaya berupa
munculnya banyak hasil budaya yang bersifat nonfisik (nonmaterial). Memang
padamasa bercocok tanam telah satu bentuk hasil budaya nonfisik berupa
kepercayaan, namun hasil-hasil budaya yang bersifat fisik tetap dominan.
Menjelang
berakhirnya masa praaksara itu, kepercayaan akan roh-roh nenek moyang dan
kekuatan yang melampaui kehidupan manusia semakin matang dan menjadi ritus,
upacara menghormati roh-roh yang telah
mati dan bahkan menyembah kekuatan supranatural menjadi praktik yang
rutin. Mereka juga sadar akan keberadaan mereka di dunia yang bersifat
sementara, serta tujuan hidup mereka.
Kesadaran sebagai sebuah komunitas juga membuat mereka
melembagakan aturan-aturan yang sudah ada, dan bahkan muncul nilai-nilai baru
yang harus di hayati semua anggota. Singkat kata mereka sadar hidup ini harus
bermakna dan dimaknai, tidak sekedar mencari makan dan menunggu mati. Karena
itu perlahan-lahan terbentuk semacam pandangan hidup atau falsafah hidup
ditengah-tengah mereka, yang terejawantah dalam nilai-nilai, etos, norma,
sikap-prilaku, dan ritual-ritual keagamaan. Ini emua merupakan bentuk
hasil-hasil budaya yang bersifat nonfisik.
Mereka
ingin nilai dan pandangan hidup itu tidak hanya menjadi milik mereka, tetapi
juga milik generasi-generasi berikut. Maka, hasil-hasil bedaya yang bersifat
nonfisik ini mereka wariskan kepada generasi baru. Mereka belum mengenal
tulisan, dan karena itu proses pewarisan dilakukan secara lisan. Hal ini di
dukung semakin berkembangnya kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa.
Melalui bahasa, mereka mewariskan nilai-nilai dan pandangan hidup mereka ke
generasi-generasi berikutnya. Tokoh-tokoh penting dalam proses sosialisasi atau
pewarisan itu adalah keluarga, masyarakat dan para tetua.
Ada dua cara menyampaikan nilai-nilai dan pandangan hidup
komunitas tersebut, yaitu secara langsung melalui nasehat-nasehat dan
petuah-petuah, dan secara tidak langsung melalui contoh hidup dan folklor
(mitos, legenda, dongeng, upacara, nyanyian rakyat, dan lain-lain). Nasehat dan
petuah yang disampaikan orang tua biasanya juga merupakan nasehat dan petuah
leluhur mereka.
Folkllor
itu bukan sebuah cerita dan/atau aktivitas tanpa makna, di dalamnya terkandung
pandangan hidup, etos, sistem kepercayaan, kebiasaan, atau adat-istiadat
masyarakat praaksara. Dalam kajian sejarah folklor itu juga di sebut
tradisi lisan. Dalam bagian ini, kita akan membahas tentang tradisi lisan dalam
bentuk folklor itu.
3.Masa
bercocok tanam dan beternak
a) perubahan dari
masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa bercocok tanam membutuhkan
waktu sangat panjang, karena tingkat kesulitan yang tinggi.
b) pada masa ini sudah mulai ada
usaha bertempat tinggal menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas tempat
tinggal-tempat tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok.
c) mulai ada kerjasama dan
peningkatan unsur kepercayaan yang diharapkan adanya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ketenteraman hidupnya.
d) Manusia
·
manusia yang hidup pada masa
bercocok tanam di indonesia barat mendapat pengaruh besar dari ras Mongoloid, sedangkan
di Indonesia Timur sampai sekarang lebih dipengaruhi ras Austromelanesoid.
·
kelompok manusia sudah lebih
besar, karena hasil pertanian dan peternakan sudah dapat memberi makan sejumlah
orang yang lebih besar pula. Jumlah anak yang banyak sangat menguntungkan,
karena dapat menghasilkan makanan yang lebih banyak.
e) Teknologi
·
masa bercocok tanam di
Indonesia dimulai kira-kira bersamaan dengan berkembangnya
kemahiran mengasah alat dari batu dan mulai dikenalnya teknologi pembuatan
gerabah.
·
alat yang terbuat dari batu
dan biasa diasah adalah beliung, kapak batu, mata anak panah, mata tombak, dan
sebagainya. Di antara alat batu yang paling terkenal adalah beliung persegi.
f) Kehidupan
masyarakat
·
masyarakat mulai meninggalkan
cara-cara berburu dan mengumpulkan makanan, karena mereka sudah menunjukkan
tanda-tanda akan menetap di suatu tempat, dengan kehidupan baru yaitu mulai
bercocok tanam secara sederhana dan memelihara hewan.
·
proses perubahan tata
kehidupan ditandai dengan perubahan cara memenuhi kebutuhan hidup masyarakat,
terjadi secara perlahan-lahan, namun pasti.
·
tempat tinggal dari yang masih
sangat sederhana berbentuk bulat dengan atap dan dinding dari rumbai,
perlahan-lahan berubah sedikit demi sedikit kepada bentuk lebih maju dengan
daya tampung lebih banyak untuk menampung keluarga mereka.
g)Pemujaan
roh nenek moyang
·
pemujaan roh leluhur maupun
kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib menjadi adat kebiasaan masyarakat
saat itu yang disebut animisme dan dinamisme.
·
sudah mulai ada kepercayaan
tentang hidup sesudah mati, bahwa roh seseorang tidak lenyap pada saat orang
meninggal. Upacara pemakaman dilakukan sedemikian rupa agar roh yang meninggal
tidak salah jalan menuju nenek moyang mereka.
·
tradisi mendirikan bangunan
megalitik (batu besar) muncul berdasarkan kepercayaan adanya hubungan antara
yang hidup dengan yang mati, terutama karena adanya pengaruh yang kuat dari
yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman.
4.Masa
perundagian
a) pada masa bercocok tanam,
manusia sudah berusaha bertempat tinggal menetap dengan mengatur kehidupan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yaitu menghasilkan bahan makanan sendiri
di bidang pertanian maupun peternakan.
b) pada masa
perundagian semuanya mengalami kemajuan dan penyempurnaan dengan mulai
ditemukan bijih-bijih logam sehingga berbagai peralatan mulai dibuat dari
logam.
c) pada perkembangan berikutnya,
terdapat golongan yang terampil dalam melakukan jenis usaha tertentu, misalnya
terampil dalam membuat rumah kayu, pembuatan gerabah, pembuatan benda-benda
dari logam, perhiasan, dan lain sebagainya.
d) manusia yang
bertempat tinggal di Indonesia pada masa ini diketahui dari berbagai penemuan
sisa-sisa rangka dari berbagai tempat, di Anyer Utara Jawa Barat, Puger Jawa Timur,
Gilimanuk Bali, dan Melolo Sumba Timur.
e) Teknologi
·
Pada masa perundagian
teknologi berkembang sangat pesat akibat adanya penggolongan-penggolongan dalam
masyarakat. Dengan beban pekerjaan tertentu, banyak jenis pekerjaan mempunyai
disiplin tersendiri sehingga semakin beraneka ragam perkembangan teknologi yang
terjadi pada masa itu termasuk perkembangan perdagangan dan pelayaran.
·
Teknologi yang berkembang
seiring dengan perkembangan kebutuhan, menyangkut dan melibatkan berbagai
bidang yang lain. Saat itu juga sedang berkembang teknologi peleburan,
pencampuran, penempaan, dan pencetakan berbagai jenis logam yang dibutuhkan
oleh manusia.
f) Kehidupan
sosial budaya
pada masa perundagian,
kepercayaan kepada arwah nenek moyang sangat menonjol karena dipercaya sangat
besar pengaruhnya terhadap perjalanan hidup manusia dan masyarakatnya, sehingga
arwah nenek moyang harus diperhatikan dan dipuaskan melalui
upacara-upacara.kehidupan masyarakat masa perundagian adalah hidup penuh rasa
setia kawan dan perasaan solidaritas tertanam dalam hati setiap orang sebagai
warisan nenek moyang.
B. Nilai-Nilai Peninggalan Budaya Masa Prasejarah
Pengertian
Nilai.
Nilai adalah sesuatu yang
dipandang baik, benar atau berharga bagi seseorang. Setiap masyarakat atau
setiap budaya memiliki nilai-nilai tertentu mengenai sesuatu. Bahkan budaya dan
masyarakat itu merupakan nilai yang tak terhingga bagi orang yang memilikinya.
Bagi manusia nilai dijadikan landasan, alasan, motivasi dalam segala perbuatan
karena nilai itu mengandung kekuatan yang mendorong manusia meyakini untuk berbuat dan bertindak.Sedangkan yang dimaksud dengan
nilai peniggalan budaya adalah penggalan budaya yang diyakini baik,
benar dan berguna bagi masyarakat.
Untuk
itu bila masyarakat atau bangsa Indonesia masa kini meyakini kebenaran
nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah, maka akan dapat menumbuhkan
kesadaran untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan warisan budaya
bangsa.
1.
Nilai-Nilai Peninggalan
Budaya Masa Prasejarah
Dari penjelasan di atas, tentu Anda ingin tahu lebih jauh tentang nilai
apa yang dapat diwariskan dari peninggalan budaya masa prasejarah ini.Untuk itu
simaklah uaraian materi tentang nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah ini yang terdiri
dari:
a..Nilai
Religius (Kepercayaan)
Masyarakat praaksara sudah memiliki
kepercayaan terhadap adanya kekuatan ghaib. Mereka mempercayai bahwa pohon
rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, pantai, laut atau tempat
lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh halus atau makhluk ghaib.
Mereka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir,
gunung meletus, atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus atau makhluk
ghaib. Untuk menghindari malapetaka maka roh halus atau makhluk ghaib harus
selalu dipuja. Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut dengan animisme.
Selain percaya kepada roh halus, mereka
juga percaya bahwa benda-benda tertentu seperti kapak, mata tombak atau benda
lainnya memiliki kekuatan ghaib, karena ada kekuatan ghaibnya maka benda
tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan ghaib
disebut dinamisme.
b. Nilai
Gotong Royong
Masyarakat prasejarah hidup secara berkelompok,
bekerja untuk kepentingan kelompok bersama, membangun rumah juga dilakukan
secara bersama-sama. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya bangunan-bangunan
megalith yang dapat dipastikan secara gotong royong/bersama-sama.
Dengan demikian patutlah ditiru bahwa hal-hal yang
menyangkut kepentingan bersama hendaklah dilakukan secara bersama-sama (gotong
royong) dengan prinsip berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
c. Nilai
musyawarah
Nilai ini sudah dikembangkan oleh masyarakat
prasejarah dalam hidupnya seperti dalam pemilihan pemimpin masyarakat dalam
usaha pertanian dan perburuan. Dari perilaku tersebut menjadi dasar bagi tumbuh
dan berkembangnya asas demokrasi.
d. Nilai
Keadilan
Sikap ini sudah diterapkan dalam kehidupan
masyarakat prasejarah sejak masa berburu yaitu adanya pembagian tugas sesuai
dengan tenaga dan kemampuannya sehingga tugas antara kaum laki-laki berbeda
dengan kaum perempuan. Sikap keadilan ini berkembang pada masa perundagian,
yaitu pembagian tugas berdasarkan keahliannya. Dari nilai tersebut mencerminkan
sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak yang sama/tugas yang
sama apabila didukung oleh kemampuannya.
Demikianlah nilai-nilai peninggalan budaya masa
prasejarah yang patut untuk dibanggakan dan ditiru dalam kehidupan masyarakat
pada masa sekarang.
Dalam rangka menambah wawasan berpikir Anda, maka
diskusikanlah dengan teman-teman Anda untuk mencari contoh-contoh perilaku pada
masa sekarang yang mencermikan niali religius, nilai gotong-royong dan nilai
musyawarah serta nilai keadilan seperti yang dikembangkan oleh masyarakat
prasejarah.
e. Tradisi Bahari (Pelayaran)
Masyarakat
praaksara telah mengenal ilmu astronomi.Ilmu ini sangat membantu pada saat
mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat
sederhana. Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada
waktu itu.Perahu bercadik adalah perahu yang kanan-kirinya dipasang alat dari
bambu dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng. Perahu bercadik memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan masa praaksara, selain sebagai
sarana lalu lintas sungai dan laut, perahu ini juga berperansebagai alat
penyebaran budaya.
Dari uraian ini dapat diketahui bahwa
kehidupan masyarakat praaksara sudah memiliki kebudayaan yang cukup maju.
Dengan memiliki kebudayaan dan nilai-nilai tersebut, masyarakat praaksara di
Indonesia mampu mengadakan hubungan dan menerima pengaruh kebudayaan baru yang
datang dari luar tanpa mengorbankan kebudayaan sendiri.
Nama: Sonya Kristina Silitonga
ReplyDeleteKelas: x IPA 2
Hadir pak
Daniel syah hendrawan siregar
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Nama:Elsaday Simanjuntak
ReplyDeleteKelas:X IPA 6
Ket:Hadir
Nama:Elsaday Simanjuntak
ReplyDeleteKelas:X IPA 6
Ket:Hadir
Jingga syahhana
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir
Endang Trisnawati Br Nainggolan
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
GILBERT BASA RIO SAMOSIR
ReplyDeleteKELAS:XIPA6
HADIR PAK
Nama: Junaedy Amry
ReplyDeleteKelas: X IPA 5
KET: hadir pak
Nama:Rentina Hutauruk
ReplyDeleteKelas:X IPA 6
Ket:Hadir
GILBERT BASA RIO SAMOSIR
ReplyDeleteKELAS:XIPA6
HADIR PAK
Nama : Dessri Murgiantari
ReplyDeleteKelas : Ipa 4
Ket : Hadir
NAMA:DOMARIA FEBRIANA PANDIANGAN
ReplyDeleteKELAS: X IPA 6
KET : HADIR
Nama: Nurul Hafiza
ReplyDeleteKelas: X IPA 5
Ket: Hadir pak
Nama Elisabeth Hutabarat
ReplyDeleteKelas X IPA 4
Hadir pak
Andarista Putrie Alicia
ReplyDeleteKELAS:X IPA 5
HADIR PAK
Salwa Tahnia
ReplyDeleteX IPA2
Hadir
intan novi setya rahmadan
ReplyDeleteX IPA 6
hadir
Alfa rida corin manullang
ReplyDeleteX ipa 3
Hadir pak
Epi phania
ReplyDeleteX ipa 4
Hadir pak
Mutia Hadiyanti
ReplyDeleteKelas:x IPA 4
Ket: hadir pak
AYUNING RIZKI SISWANTO
ReplyDeleteX IPA 6
hadirr paak
Nama : NURUL FALAH
ReplyDeleteKelas : X IPA 2
Ket : HADIR
Choirul Arifin Nasir
ReplyDeleteX IPA.4
Hadir pak
Jonathan Opel Nainggolan
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir Pak
Aura Meiswa Maulita
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir
Shofi Azahra
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
nadine teresion
ReplyDeletex ipa 4
hadir pak
Daniel Priyatna
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Aminah ramizah
ReplyDeleteX ipa 4
Hadir pak
Nadya putriana sihombing
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir pak
Selimarsk Vioni
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir
KASIH JEMIMA
ReplyDeleteX IPA 3
HADIR PAK
Nama: Chykita Haro Aritonang
ReplyDeleteKelas:X IPA 6
Hadir pak
Laila nur lutfiah
ReplyDeleteX ipa 5
Hadir pak
Jeremy cornelius
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir
Aulia syamsa purba
ReplyDeleteX ipa 3
Hadir
Nama : Laila nur lutfiah
ReplyDeleteKelas. : X IPA 5
Ket. : hadir
Nama :Eva Juniarta Siregar
ReplyDeleteKelas: X IPA 4
Hadir pak
Nama: ONLY MAYORI PAULINA SIANTURI
ReplyDeleteKELAS : X IPA 5
KET HADIR
Nama: ONLY MAYORI PAULINA SIANTURI
ReplyDeleteKELAS : X IPA 5
KET HADIR
Nama : Glory Yossy Aharon S. Pane
ReplyDeleteKelas: X IPA 3
Ket : Hadir Pak
Nama: Giska Maulidina Resky Ersaputri
ReplyDeleteKelas: X IPA 5
Ket: Hadir
Nama : Anastasya Putri Amanda
ReplyDeleteKelas : X IPA 4
Ket : Hadir Pak
Nama : Rahmi safitri
ReplyDeleteKelas: X IPA 3
KET. : HADIR PAK
Sovy Fitria Nuraini
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir
Irdina Lyra Mahfuzah
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir
Nama: Irene Elisa Sefiola Aruan
ReplyDeleteKelas: X IPA 4
KET : HADIR PAK
Nama: yolivia Pratiwi
ReplyDeleteKelas: X IPA 5
Ket:hadir
Diven nikel
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir
Rifkyy Gading Tarigan
ReplyDeleteKlas x ipa2
Hadir pak
ADETYA FITRA YANI
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir
Yesi tri yana Effendi
ReplyDeleteX ipa 1
Hadir
VIESCHA LEONYSA.S
ReplyDeleteX IPA 5
HADIR
Nama: Syarifah Manzavira Elsa Putri
ReplyDeleteKelas: X IPA 6
Hadir Pak
Dzubyan athasyah Muhammad
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir
Muhammad Farid Al Faruq
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir Pak
eirene kristine
ReplyDeletex ipa 3 hadir pak
Nama :Darweni Harefa
ReplyDeleteKelas:X IPA 5
Hadir Pak
Nama:Fahmi Harkat
ReplyDeleteKelas :Xipa4
Ket:Hadirr pak
Elvan Yohanes
ReplyDeleteX IPA4
Hadir
Nama: Katheren roosel
ReplyDeleteKelas:X IPA 3
Ket: Hadir
Nama: Bunga Putri Situmeang
ReplyDeleteKelas: X IPA 6
Hadir pak
Daniel Ignatius Aritonang
ReplyDeleteKelas: X IPA 3
Hadir Pak
Nama : Della Tri Pratiwi
ReplyDeleteKelas : X IPA 5
Hadir pak
Yessi Renata
ReplyDeleteX Ipa 1
Hadir pak
Risma Khairani HRP
ReplyDeleteXIPA3
Hadir pak
Nama : Reza Fernanda P
ReplyDeleteKelas : X IPA 6
Ket : Hadir
Muhammad Bayu Syaifullah
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Abel Morales Simamora
ReplyDeleteX IPA 6
HADIR pak
Muhammad Harits Naufal Kurniawan
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir