Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa.Kerajaan ini berdiri pada awal abad ke-16 Masehi seiring kemunduran Majapahit. Kesultanan Demak pun mulai memperlihatkan eksistensinya dan tentunya meninggalkan peninggalan sejarah. Dalam buku Sejarah yang ditulis oleh Nana Supriatna diungkapkan, Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra Raja Majapahit dari istri seorang perempuan asal Cina, yang telah masuk Islam.
Raden Patah memimpin Demak pada 1500 hingga 1518 M. Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan peran sentral Wali Songo. Periode ini adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa. Setelah Raden Patah wafat pada 1518, takhta Demak dilanjutkan oleh putranya, Adipati Unus (1488-1521). Sebelumnya menjadi sultan, Pati Unus terkenal dengan keberaniannya sebagai panglima perang hingga diberi julukan Pangeran Sabrang Lor. Dikutip dari buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (2005) karya Slamet Muljana, pada 1521 Pati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan Portugis. Pati Unus gugur dalam pertempuran tersebut kemudian digantikan Trenggana (1521-1546) sebagai pemimpin ke-3 Kesultanan Demak.
Sultan Trenggana membawa Kesultanan Demak mencapai periode kejayaannya. Wilayah kekuasaan Demak meluas hingga ke Jawa bagian timur dan barat. Pada 1527, pasukan Islam gabungan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan Trenggana berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa kemudian diganti menjadi Jayakarta atau "kemenangan yang sempurna". Kelak, Jayakarta berganti nama lagi menjadi Batavia lalu Jakarta, ibu kota Republik Indonesia.
Saat menyerang Panarukan, Situbondo, yang saat itu dikuasai Kerajaan Blambangan (Banyuwangi), pada 1546, terjadi insiden yang membuat Sultan Trenggana terbunuh. Meninggalnya Sultan Trenggana inilah yang menjadi awal keruntuhan Kesultanan Demak karena terjadi perselisihan mengenai siapa yang berhak menduduki takhta selanjutnya. Hingga akhirnya, pemerintahan Kesultanan Demak benar-benar usai pada 1554.
Peninggalan Kesultanan Demak Masjid Agung Demak Salah satu masjid tertua di Indonesia ini merupakan peninggalan utama yang paling terkenal dari Kesultanan Demak. Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Demak pertama, Raden Patah (1475–1518), masjid ini menjadi pusat pengajaran dan penyebaran ajaran Islam yang dirintis oleh Wali Songo. Pintu Bledek Pintu ini adalah jalan masuk Masjid Agung Demak yang mitosnya dikatakan terbuat dari petir yang menyambar sehingga dinamakan “bledek”. Saat ini, Pintu Bledek sudah rapuh dan tua sehingga dipindahkan ke dalam Masjid Agung Demak. Soko Guru Masjid Agung Demak disokong oleh empat soko guru atau tiang penyangga setinggi 19,54 meter dan berdiameter 1,45 meter. Soko guru ini dipercaya merupakan sumbangan dari 4 anggota Wali Songo, yakni Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, dan Sunan Gunung Jati. Bedug dan Kentongan Bedug dan kentongan di Masjid Agung Demak digunakan untuk memanggil masyarakat sekitar guna melaksanakan salat. Dua peninggalan era Kesultanan Demak ini masih ada hingga kini.
Masjid Agung demak
Warisan Kerajaan Demak Warisan berikutnya dari Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak didirikan pada 1479 M, saat ini sekitar enam abad tetapi tetap kokoh karena telah direnovasi beberapa kali. Masjid Agung Demak tidak hanya merupakan peninggalan bersejarah Kerajaan Demak, tetapi pernah menjadi pusat ajaran dan simbol Islam.
Masjid ini akan menjadi asal mula pemikiran kehadiran Kerajaan Demak Bintoro. Secara geografis, Masjid Agung Demak terletak di desa Kauman, kabupaten Demak Kota, kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah. Arsitektur masjid ini berbeda dengan arsitektur masjid yang ada saat ini, Masjid Agung Demak menggunakan kombinasi gaya budaya Jawa Tengah yang sangat kental dan ornamen yang terdapat di Masjid Agung Demak juga menggambarkan hubungan antara Jawa dan Islam.
Masjid Agung Demak memiliki luas 31 x 31 meter persegi yang berada di samping Masjid Agung Demak, ada juga teras berukuran 31 x 15 meter persegi dengan panjang 35 x 3 meter. Serambi masjid terbuka dan bangunan masjid didukung oleh total 128 pilar. 4 dari pilar-pilar ini adalah pilar guru sebagai penyangga utama, sedangkan total tiang bangunan adalah 50 dan tiang-tiang penyangga teras ada 28 dan 16 pilar ada di sekitarnya. Bentuk Masjid Demak menggunakan bahan kayu bundar dengan beberapa lengkungan. Bagian dalam masjid juga menggunakan bahan kayu dengan pahatan yang juga sangat artistik dan indah.
Situs Kolam Wudhu
Sekarang, situs ini tidak digunakan sebagaimana fungsinya dan hanya menjadi bukti peninggalan sejarah. Pada masa Kesultanan Demak dulu, tempat ini selalu digunakan untuk wudhu bagi mereka yang hendak melaksanakan salat di Masjid Agung Demak.
Maksurah
Merupakan dinding berkaligrafi yang dibuat pada 1866 M, yakni ketika Aryo Purbaningrat menjadi Adipati Demak atau setelah era Kesultanan Demak berakhir.
Soko Guru atau Soko Tatal
Kerajaan Demak Soko Guru atau Soko Tatal adalah tiang penyangga untuk Masjid Agung Demak yang terbuat dari kayu dengan diameter 1 meter dan total 4 buah. Semua Soko Guru dibuat oleh Sunan Kalijogo dan menurut cerita, Sunan Kalijogo baru saja menyelesaikan 3 pilar dan Masjid Agung Demak sudah dibangun dan sudah mulai memasuki tahap pemasangan atap.
Jadi, karena waktu berburu, Sunan Kalijogo kemudian mengumpulkan serutan atau kulit kayu dari pahatan 3 pilar guru yang tersisa untuk menjadikan mereka pilar guru baru menggunakan kekuatan spiritual yang dimiliki oleh Sunan Kalijogo dan itulah alasan mengapa pilar itu disebut pilar.
Serambi Majapahit
Teras Masjid Agung Demak sangat indah dengan arsitektur unik dan kuno yang memiliki makna sejarah. Dari sejarah kerajaan Demak, teras Majapahit ini memiliki 8 tiang pendopo dari kerajaan Majapahit, tetapi ketika kerajaan Majapahit runtuh, beberapa reliknya tidak lagi disimpan sehingga Duke of Unus membawa warisan ke Demak yang sekarang ditempatkan di teras Masjid Agung Demak dan masih bisa dilihat hingga saat ini.
Gendang dan Kentongan
Bedug dan kentongan juga berfungsi sebagai alat untuk membawa orang di sekitar masjid untuk menandai dimulainya waktu shalat. Kedua benda ini ditemukan di Masjid Agung Demak dengan bentuk tapal kuda dengan filosofi ketika mereka diperiksa atau dipukuli, orang-orang di sekitar masjid harus datang untuk berdoa. Gendang dan kentongan adalah peninggalan sejarah kerajaan Demak, yang masih bisa dilihat sampai sekarang.
Dampar Kencana
Dahulu, benda peninggalan ini merupakan singgasana Sultan Demak yang berada di dalam Masjid Agung Demak. Kini dijadikan sebagai mimbar untuk penceramah.
Piring Campa
Di dinding dan tempat imam Masjid Agung Demak, terdapat piring yang ditempelkan. Hiasan ini merupakan hadiah dari ibunda Raden Patah yang konon berasal dari Cina.
Penyebab dan Latar Belakang Keruntuhan Kerajaan Demak
Kematian Adipati Unus ternyata menjadi awal dari perselisihan keluarga kerajaan. Berdasarkan catatan Alik Al Adhim dalam Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, Sultan Trenggana dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin dinobatkan menjadi pemimpin Demak setelah kematian Pangeran Sabrang Lor pada 1521.
Akan tetapi, diceritakan juga bahwa Sultan Trenggana membunuh Pangeran Sekar menjadi kandidat kedua raja Demak sebelum pelantikan tersebut. Pangeran Sekar ini belakangan disebut sebagai Pangeran Sekar Seda Ing Lepen, karena ia meninggal di tepi sungai.
Dalam jurnal Konflik Politik Kerajaan Demak Setelah Wafatnya Sultan Trenggono Tahun 1546-1549, Muhammad Yusuf, Sumarno, dan Sri Handayani, menyebutkan, Pangeran Sekar dibunuh melalui tangan Sultan Prawoto, anak Sultan Trenggana, yang menitahkan seorang utusan.
Kendati Sultan Trenggana berhasil menjadi Sultan Demak yang ketiga, dendam dari anak Pangeran Sekar tidak dapat dihapuskan. Masih dalam jurnal tersebut, diungkapkan Arya Panangsang, putra dari Pangeran Sekar, berusaha menuntut balas kematian orangtuanya dengan dibantu Sunan Kudus sebagai gurunya.
Berita kematian Sultan Trenggana tersiar pada 1546 M. Menurut H.J. de Graaf dan T.H. Pigeaud dalam Kerajaan Islam Pertama di Jawa (2001:89), Trenggana meninggal karena ditusuk anak umur 10 tahun. Kejadian sebenarnya, bocah tersebut sedang menguping rapat perang dan mendapat teguran dari Raja Demak. Akan tetapi, bocah itu malah menusuk dada Trenggana dengan pisau hingga tewas.
Sultan Prawoto sebagai ahli waris raja ketiga, kini menempati posisinya sebagai pemimpin keempat Kesultanan Demak. Melalui catatannya, Manuel Pinto yang berasal dari Portugis mengungkapkan, kepala Demak baru ini berniat menyebarkan agama Islam ke seluruh Jawa.
Dari cita-citanya ini, akhirnya ia lebih terlihat seperti seorang pemuka agama dibanding pemimpin sebuah kerajaan. Bahkan, hal tersebut menyebabkan beberapa wilayah kuasa Demak melepaskan diri dan menjalankan pemerintahan secara independen. Krina Bayu Adji dalam Ensiklopedia Raja-Raja Jawa Dari Klinga Hingga Kasultanan Yogyakarta: Mendedah Kisah dan Biografi Para Raja Berdasar Fakta Sejarah, mengungkapkan, Arya Panangsang diperintah Sunan Kudus untuk membunuh Sultan Prawoto dan mendapatkan kembali tahta Raja Demak. Dalam menjalankan aksinya, Sunan Kudus merekomendasikan Rangkud kepada Arya Panangsang. Pada 1547, Rangkud berhasil membunuh Prawoto beserta istrinya. Akan tetapi, pembunuh tersebut juga mati di tempat kejadian perkara. Akhir Keruntuhan Kerajaan Demak Dendam dari Arya Panangsang akhirnya sudah terbalaskan dan ia resmi menjadi Sultan Demak kelima. Namun, anak Prawoto yang bernama Arya Panggiri malah melanjutkan tali dendam tersebut karena kedua orangtuanya mati dibunuh Arya Panangsang. Kasus ini semakin rumit ketika pembunuhan bukan hanya dilakukan pada Prawoto. Namun, juga Raja Jepara yang meninggalkan istri bernama Ratu Kalinyamat, yang masih termasuk saudara raja keempat Demak. Dari kejadian yang dinilai kejam ini, akhirnya beberapa kerajaan di bawah kuasa Demak memutuskan untuk memberontak pada 1554. Seorang tokoh yang terkenal bernama Hadiwijaya atau Jaka Tingkir dari Kerajaan Pajang. Ternyata, sebelumnya Ratu Kalinyamat meminta bantuan juga kepada Hadiwijaya untuk membalaskan dendam. Pada akhirnya, Arya Panangsang menemui ajal karena ditusuk Sutawijaya, anak (angkat) Hadiwijaya, ketika pemberontakan itu. Menurut Ahwan Mukarrom dalam Kerajaan-Kerajaan Islam Indonesia, umur Kesultanan Demak juga berakhir saat itu, lalu wilayah kuasanya diambil alih Kerajaan Pajang yang dipimpin Hadiwijaya.
Irwan prayoga
ReplyDeleteX IPA 5
HADIR
Moh Syuril Iswan
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir pak
SANTI PRATIWI X IPA 6 HADIR PAK
ReplyDeletefaridah rahmah
ReplyDeleteX IPA 1
hadir pak
Latifah Balqis Maulidinia
ReplyDeleteX IPA 5
hadir pak
Endang Trisnawati Br Nainggolan
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Epi phania
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir pak
Mawar Cristin
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir
Anastasya Bintang Lestary
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir
Shaila Rani Singkem
ReplyDeleteX Ipa 5
Hadir, Pak
Flora Seacylya Azzahra Harahap
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir Pak~
Amalia Cahayantari Gumay
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir
RADITYA PANDHITO W.
ReplyDeleteX IPA 4
HADIR
Daniel Syah hendrawan siregar
ReplyDeleteX ipa 2
Hadir
Nuryanti Ruth Grace
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir
Vista Afriani Putri
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir Pak
Shelly avriltya
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir
Only Mayori Paulina sianturi
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir
Grace Ade Christy. S
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir Pak
Lambok Febryan Aritonang
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir Pak
ALYA SABRINA PUTRI ASTIKA
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir Pak
Nama : Ferdi Daniel Fajar Butar Butar
ReplyDeleteKelas : X IPA 2
Hadir pak
Aludra Nadia Armadyaputri
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir
DANIEL CATUR ARYA DIPUTRA
ReplyDeleteX IPA 1
HADIR PAK
Muhammad Faiq Fadli
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir
Elisabeth Hutabarat
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir pak
Dody Christian Gultom
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir Pak
SARINA
ReplyDeleteX ipa 4
Hadir pak
ReplyDeleteNita Angelina Vesa Purba
X IPA 3
Hadir pak
Emaylin Christine
ReplyDeleteXIpa6
Hadir
Nadya Putriana Sihombing
ReplyDeleteX-Ipa 4
Hadir pak
Muhammad Harits naufal kurniawan
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir
Irene Elisa Sefiola Aruan
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir pak
ADIKA DELFIANI
ReplyDeleteX IPA 6
HADIR
Joel Ivan Fredric Warouw
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Nama : Nasjwa Rully Atikahsari
ReplyDeleteKelas : X IPA 4
Ket : Hadir Pak
Helen Osalina
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir Pak
Nama :Ariyandataru Faridha Intan Putri
ReplyDeleteKelas :X IPA 5
Ket.hadir pak
Aura Meiswa Maulita
ReplyDeleteX IPA 3
HADIR PAK
NAMA : NIKEN WULANDARI
ReplyDeleteKELAS : X IPA 6
Ket : Hadir Pak
AULIA SYAMSA PURBA
ReplyDeleteX IPA 3
HADIR
Nama : Syarifah Manzavira Elsa Putri
ReplyDeleteKelas : X IPA 6
Hadir pak
Danella Dwi Pratiwi
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir!
Della Tri Pratiwi
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir pak
YESSI RENATA
ReplyDeleteX IPA 1
HADIR
Salsyabila Asauqi
ReplyDeleteX IPA 2
hadir pak
Nama:Mira Tara Dwipa Sihombing
ReplyDeleteKelas:X IPA 6
Hadir Pak
Riska amalinda putri
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir pak
Jihan Nur Annisa
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir Pak
Nama: Iffando Darmansyah
ReplyDeleteKelas: X IPA 2
Ket: Hadir
Salsa Kinasih
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir pak
AGNES MONICA HUTAGALUNG
ReplyDeleteX IPA 3
HADIR PAK
Nyimas Ayu Anastasya
ReplyDeleteX Ipa 2
Hadir pak
Assalamualaikum, Selamat siang pak
ReplyDeleteNama : Indriani Pratiwi
Kelas : X IPA 6
Keterangan : Hadir pak
Fadli Aditya Suhairi
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir Pak
Rahmi safitri
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir pak
Eva Juniarta Siregar
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir pak
Widya Putra
ReplyDeleteX IPA 2
Hadirr pak
Indriani Pratiwi
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir Pak 🙏
suci cahyati
ReplyDeletex ipa 2
hadir pak
Widi Prasetiwi
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir Pak
Anisa Sa'diyyah
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Amanda Mustika
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir pak
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDaniel Ignatius Aritonang
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir Pak
CHINTYA WINDA VIVIANA PURBA
ReplyDeleteX IPA 4
HADIR PAK
Irdina Lyra Mahfuzah
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir Pak
Indira Fara Clarista
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir
Dessri Murgiantari
ReplyDeleteX IPA 4
Ket : Hadir
AGNES J DE PUTRI SINAGA
ReplyDeleteX IPA 6
HADIR PAK
Jhelvanest Butar Butar
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir
JELITA AGNESIA PURBA
ReplyDeleteX IPA 4
HADIR PAK
Fatikha Nurul Zalianty
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
VIESCHA LEONYSA SIANTURI
ReplyDeleteX IPA 5
HADIR PAK
Annisa Urania P.
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir
Shella avrilsya
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir pak
Rahma Dana Agustini
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir pak
Satria Dika Putra
ReplyDeleteX IPA 5
HADIR
Ridwan Fathur Rahman
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir
Natalia Beatrida Hutasoit
ReplyDeleteX IPA 6
HADIR
Annisaa Fatikhah Anggraeni
ReplyDeleteX IPA 2
hadir pak
Anastasya Putri Amanda
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir Pak
Mutia Hadiyanti
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir
NAMA: THAMARA CRISTIN SIREGAR
ReplyDeleteKELAS: X IPA 6
HADIR PAK.
Katheren roosel
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir pak
Muhammad Bayu Syaifullah
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
tri tasya lianita
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir pak
CHYKITA ARITONANG
ReplyDeleteX IPA 6
HADIR PAK
Anggita Abigail Sinurat
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir pak
ELVAN YOHANES G
ReplyDeleteX IPA 4
HADIR
LENNY RAHEL
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir pak
AYUNING RIZKI
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir pak
RAZAQ SYAHRUL
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Glory Yossy Aharon S. Pane
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir Pak
Patricia Angelika X IPA 5 hadir pak
ReplyDeletenadine teresion
ReplyDeletex ipa 4
hadir pak
KASIH JEMIMA
ReplyDeleteX IPA 3
HADIR PAK
Andarista Putrie Alicia
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir pak
Dareene Yasmine Hafizhah
ReplyDeletex IPA 2
hadir pak
Nabila Putri Kurniawan
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir Pak
Muhammad Agung Syaputera
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir Pak
Nurul Hafiza
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir
ALFA RIDA CORIN
ReplyDeleteX ipa 3
Hadir
Abel Morales Simamora
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir
Shofi Azahra
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Nama: Bunga Putri Situmeang
ReplyDeleteKelas: X IPA 6
Hadir pak
Nama:Arini Fashya Rivai
ReplyDeleteKelas:X IPA 1
Hadir pak
Queency Dhealya Siburian
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir Pak
JUNAEDY AMRY
ReplyDeleteX IPA 5
HADIR PAKK
Sarah Audrey
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir pak
Rizky Masayu Maharani
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir Pak
Sarah Isnaini Alnauri
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir pak
Fahmi Harkat
ReplyDeleteX ipa 4
Hadir pak
ROULI MAIDA JOVITA SAGALA
ReplyDeleteX IPA 3
HADIR PAK
Wina adelia azahra
ReplyDeleteX ipa 2
Hadir pak
Afifa Azzahra Luhur Pribadi
ReplyDeleteX IPA 2
hadir pak
Yohana Gloria Rezky
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir
Faiz Aminullah Alamsyah
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir pak
Domaria Febriana Pandiangan
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir
Anindya Safiinatunajjah
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir
Zarkasya Rizki Sabila
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir pak
MEILANI PUTRIDAMAYANTI
ReplyDeleteX IPA 1
HADIR PAK
Anindya Safiinatunajjah
ReplyDeleteX IPA 5
Hadir pak
Dwi Nur Vania
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir
M.Farhan Rizki Ramadhan
ReplyDeleteX IPA 2
HADIR PAK
Gloriya Debora hasibuan
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir pak
Nama: Juan prayoga Sebastian Tobing
ReplyDeleteKelas: X IPA 6
Hadir pak
Nama : Rania zefanya sirait
ReplyDeleteKelas : X IPA 2
Hadir pak
Naila Salsabila Ramadhani
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir pak
sofyan hadi
ReplyDeletex ipa 1
hadir pak
Viska Oktaviani Samosir
ReplyDeleteX IPA 1
Hadir
Salwa Tahnia
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Putri suci aria
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir
Darweni Harefa
ReplyDeleteX IPA 5
HADIR PAK
Reva Afanin
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir
Eirene Kristine
ReplyDeleteX ipa 3
hadir
Aminah Ramizah
ReplyDeleteX Ipa 4
Hadir pak
Jingga syahhana
ReplyDeleteX IPA 3
Hadir pak
Annis Mufida
ReplyDeletex IPA 1
Hadir pak
Suci Septiana
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir
Uli Basa
ReplyDeleteX IPA 3
HADIR PAK
Stefy aprilian
ReplyDeleteX IPA 1
HADIR PAK
Anisa Putri Dewiyanti
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir pak
Dzubyan athasyah Muhammad
ReplyDeleteXIPA 3
Hadir
Gadis Febry Valentine
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir pak
Nurul Falah
ReplyDeleteX IPA 2
Hadir
GILBERT BASA RIO
ReplyDeleteXIPA6
HADIR
Samuel Rivaldo
ReplyDeleteX IPA 4
HADIR PAK
Samuel Rivaldo
ReplyDeleteX IPA 4
HADIR PAK
Risma Khairani HRP
ReplyDeleteXIPA3
Hadir pak
Evalina Vanesia Simanjuntak
ReplyDeleteX IPA 4
Hadir Pak
Reza Fernanda Pakpahan
ReplyDeleteX IPA 6
Hadir
Emiya rehulina ginting
ReplyDeletex ipa 6
hadir pak
Stephanie margaretha sihombing
ReplyDeleteX ipa 3
Hadir pak
Gita Anastasya Napitupulu
ReplyDeleteX ipa 5
hadir pak
Suci Adinda
ReplyDeleteXipa1
Hadir