Wednesday 16 February 2022

PERISTIWA RENGASDENGKLOK

 




Salah satu bagian penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia adalah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Peristiwa itu menjadi tonggak penting bangsa Indonesia, karena dengan proklamasi tersebut bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan dirinya sehingga sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia (Rinardi Haryono, 2017:143). Sehingga peristiwa yang terjadi pada 17 Agustus 1945 itu bukan berdiri sendiri atau tunggal melainkan puncak atau hasil dari usaha yang dilakukan dalam menjalani peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia dalam melawan para penjajah yang datang. 

Proklamasi merupakan serangkaian yang dianggap penting dalam perjuangan panjang yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya. Puncaknya perjuangan menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia nampak digiatkan oleh semua golongan baik dari golongan tua maupun golongan muda, semangat yang diberikan para golongan tersebut sangat luar biasa untuk segera memerdekakan negara Indonesia. Akan tetapi cara yang dilakukan dari kedua golongan ini berbeda-beda, golongan tua melakukan kemerdekaan harus sesuai dengan perhitungan politiknya sedangkan golongan muda harus sesegera mungkin untuk merdeka karena situasi yang terjadi merupakan celah yang strategis untuk segera merdeka.

 

Dengan diumumkannya pembentukan PPKI pada tanggal 7 Agustus 1945, maka pada saat yang sama Dokuritsu Jumbi Cosakai dibubarkan. Untuk melaksanakannya telah dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaannya dapat dilaksanakan segera setelah persiapannya selesai. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda. Mungkin pelaksanaannya tidak dapat sekaligus untuk seluruh Indonesia, melainkan demi bagian sesuai kondisi setempat. 

Begitu soekarno dan Hatta pulang dari Dalat pada 14 Agustus 1945, Sjahrir memberitahu mereka bahwa Jepang sudah meminta gencatan senjata. Sekali lagi ia mendesak mereka untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Jepang saat itu menghadapi pemboman AS atas Hirosima dan Nagasaki, sedangkan Uni Soviyet menyatakan perang terhadap Jepang dengan cara melakukan penyerbuannya ke Mancuria (Setiani Pebri Puspita, 2017:26). Dengan kekalahan Jepang ini, kemerdekaan Indonesia dapat segera diproklamasikan, namun adanya perbedaan pendapat dari golongan tua dan golongan muda menjadi suatu permasalahan. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia itu tidak berasal dari kekalahan Jepang tetapi kita juga perlu suatu revolusi yang terorganisir atau bisa dikatakan perlunya hitungan politik, sedangkan golongan muda berpendapat bahwa kejadian itu menjadi suatu keuntungan untuk segera memproklamasikan negara Indonesia.

 

Situasi yang berkembang di Indonesia, khususnya di Jakarta saat itu menegangkan. Kelompok pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang terlepas dari pengaruh Jepang, sedangkan tokoh-tokoh tua dalam BPUPKI-PPKI dengan motor Soekarno dan Hatta menginginkan proklamasi dapat dilakukan sesuai dengan hasil keputusan rapat sidang PPKI tanggal 16 Agustus 1945 (Yuniarti, 2003: 37). Apalagi saat itu anggota PPKI sudah mulai berdatangan ke Jakarta. Mereka takut terjadi pertumpahan darah. Sebaliknya, kelompok pemuda berpendapat bahwa pertumpahan darah adalah risiko yang tidak bisa dihindari. Kemungkinan pertumpahan darah dapat terjadi sebab Jepang diminta menjaga status quo di wilayah yang diduduki, sehingga proklamasi bisa dianggap sebagai suatu pelanggaran (Sagimun MD, 1989: 277).

 

Soekarno dan Hatta dengan tegas menolak permintaan itu, walaupun hal itu sempat menimbulkan ketegangan ketika Wikana (wakil kelompok pemuda yang bertugas menyampaikan hasil rapat kepada Soekarno) menyatakan akan terjadi pertumpahan darah jika keinginan mereka tidak dilaksanakan (Poesponegoro & Notosusanto, 1992:80). Mendengar ancaman itu Soekarno bukannya takut justru balik menggertak dengan mempersilahkan para pemuda untuk membunuhnya saat itu juga. Soekarno juga mengatakan bahwa dia tidak mau memproklamasikan kemerdekaan pada saat itu karena masih terikat dengan kedudukannya sebagai Ketua PPKI, dan kemerdekaan perlu adanya pertimbangan dari hitungan politiknya serta tidak bisa langsung di proklamasikan. Gagalnya permintaan kelompok pemuda agar Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan yang terlepas dari Jepang, segera mendorong mereka untuk mengadakan rapat lagi. Dalam rapat itu diputuskan bahwa Soekarno dan Hatta harus disingkirkan ke luar kota dengan tujuan menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang (Rihardi Haryono, 2017:146).

 

Rengasdengklok dipilih untuk mengamankan Sukarno-Hatta karena perhitungan militer. Antara anggota Peta Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak mereka melakukan latihan bersama-sama. Selain itu Rengasdengklok letaknya terpencil yakni 15 Km ke dalam dari Kedung-gede, Karawang pada Jalan raya Jakarta-Cirebon (Setiani Pebri Puspita, 2017:27).

 Rencana berjalan dengan lancar karena diperolehnya dukungan berupa perlengkapan Tentara PETA dari Cudanco Latief Hendrayaningrat yang pada saat itu sedang menggantikan Daidanco Kasman Singodimedjo yang bertugas ke 31 Bandung. Demikianlah pada tanggal 15 agustus 1945 pukul 04.30 waktu jaman Jepang (pukul 04.00 WIB) Ir. Sukarno dan Drs. Moh.Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa keluar kota menuju ke Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan dari sebelah timur Jakarta. Sukarno dan Hatta yang disertai ibu Fatmawati dan Guntur Sukarno Putra dibawa ke rumah seorang warga keturunan Tionghoa bernama Jiauw Ki Song. Para pemuda berusaha semaksimalkan mungkin untuk meyakinkan kedua tokoh tersebut agar berusaha meyakinkan kedua tokoh tersebut agar segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan tentara Jepang, karena situasi seperti ini menjadi suatu strategi yang tepat untuk segera dimerdekannya Indonesia (Setiani Pebri Puspita, 2017:31).

 

Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi hari Soekarno dan Hatta sudah tidak ditemui di Jakarta, dan kemudian pada malam harinya ternyata mereka sudah dibawa ke garnisun Peta di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak ke utara dari jalan raya Cirebon, dengan dalih untuk melindungi mereka dari meletusnya suatu pemberontakan Peta dan Heiho (Ricklefs M.C, 1991:315).

Perjalanan ke Rengasdengklok

Perjalanan dari Jakarta ke Rengasdengklok sekitar 1,5 jam, jalanan yang dilewati sepi dan gelap, beberapa kali rombongan dicegat oleh pejuang lainnya tetapi karena pengemudi menggunakan seragam PETA mereka bisa melanjutkannya kembali tanpa ada kegaduhan. Iding yang membawa Fatmawati dan Guntur menatap kasian karena mereka berdua selalu terguncang karena jalanan yang berlubang, dan Soekarno selalu menanyakan tempat yang dituju. Pada jam 05.00 pagi rombongan berhenti untuk mencuci muka, dan Fatmawati menyusukan Guntur, Fatmawati tersadar bahwa susu bubuk Guntur masih berada di Jakarta salah satu mobil tersebut kembali ke Jakarta untuk mengambil susu Guntur. Rombongan berapa di depan jembatan Sungai Citarum, jembatan yang menghubungkan Bekasi dan Karawang, dan pemeriksaan terakhir oleh anggota PETA, pemeriksaan ketat di pos penjagaan.

Sesampainya di Rengasdengklok rombongan yang membawa Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta langsung menuju ke markas kompi Cudanco Subeno. Disana berlangsung pembicaraan antara Ir. Sukarno, Sukarni dan Singgih, sementara Drs. Moh. Hatta sedang ke luar ruangan. Sukarni atas nama golongan pemuda mendesak kembali agar Ir. Sukarno bersedia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Pembicaraan diantara mereka tidak membawa hasil. Tetapi dalam pembicaraannya dengan Singgih, akhirnya Ir. Sukarno bersedia untuk menyetujui desakan golongan pemuda yang diwakili oleh Singgih, supaya proklamasi kemerdekaan diucapkan tanpa campur tangan pemerintah Jepang. Sementara itu antara Mr. Ahmad Subardjo dengan Wikana terdapat sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta, di mana Laksamana Maeda bersedia akan menjamin keselamatan selama mereka berada di rumahnya. Di Rengasdengklok antara golongan tua dan golongan muda tidak terjadi perundingan, hanya telah diberi jaminan oleh Ahmad Subardjo dengan taruhan nyawa bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 agustus 1945.

 

Halaman Depan Rumah Djiauw Kie Siong

 Ruang Tengah Rumah Djiauw Kie Siong

Kamar Soekarno dan Fatmawati

Meja Soekarno

Bojong Tugu Proklamasi




Sehari penuh Sukarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan mereka berdua supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari setiap kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak terlaksana. Namun dalam suatu pembicaraan berdua dengan Sukarno, Shodanco Singgih menganggap Sukarno menyatakan kesediaannya untuk mengadakan proklamasi itu segera sesudah kembali ke Jakarta. Berdasarkan anggapan itu Singgih pada tengah hari itu kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana Proklamasi itu kepada kawan-kawanya pemimpin pemuda. Begitu kembali ke Jakarta pada 16 Agustus 1945 tengah malam, Hatta segera menghubungi tangan kanannya panglima Angkatan perang Jepang dii Jawa. Menjadi jelaslah bagi Hatta dan Sukarno bahwa revolusi damai mustahil terjadi dan bahwa caracara proklamasi kemerdekaan yang disarankan oleh Sjahrir, Sukarni, Wikana, maupun pemimpin gerakan bawah tanah lainnya merupakan satu-satunya cara untuk mencapai kemerdekaan. Sesampainya di Jakarta pada jam 23.00 WIB rombongan menuju rumah Laksamana Maeda di JL. Imam Bonjol No.1 (sekarang tempat kediaman resmi Duta Besar Inggris) setelah Sukarno dan Hatta singgah di rumah masing-masing terlebih dulu. Dan ditempat inilah naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia disusun (Setiani Pebri Puspita, 2017:33).

Pembuatan dan Pembacaan Teks Proklamasi dan Setelahnya

Pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 pada jam 21.00 malam rombongan berangkat dengan 3 mobil menuju ke Jakarta, jalan yang gelap dan berlubang membuat mobil merendahkan kecepatannya, dengan begitu benturan tidak terlalu sakit. Pukul 22.00 rombongan tiba di kediaman Soekarno yang berada di Jalan Pegangsaan Timurno.56, Jakarta. Fatmawati dan Guntur tinggal di rumah sementara Soekarno pergi untuk merumuskan teks proklamasi. Pada pukul 24.00 semua anggota PPKI dipanggil untuk mengadak rapat di rumah Laksamana Maeda yang terletak di Maykodori No.1, disana mereka memiliki keamanan dan resiko rendah terhadap gangguan Jepang untuk menggagalkan rapat kemerdekaan proklamasi Indonesia. Pada pukul 23.30 Soekarni keliling ke pos pemuda untuk mencegah aksi pemberontakan, dan memberitahukan bahwa proklamasi diadakan ke esokan harinya.

Dalam konsep naskah proklamasi kemerdekaan Soekarno menulis dengan seadanya, beberapa tokoh nasionalis seperti Hatta dan Subardjo menyumbangkan ide – ide secara lisan.

§  “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” Kalimat itu berasal dari ide Ahmad Subardjo

§  “Pemindahan kekuasaan” Kalimat tersebut berasal dari Mohammad Hatta

Di ruangan 1x4 meter dengan 11 buah kursi tamu tersebut tidak hanya Moh Hatta, Ahmad Subardjo, dan Soekarno, ada beberapa orang lagi yang berada di samping yang sedang melihat kearah tiga tokoh nasionalis yang sedang merumuskan teks proklamasi kemerdekaan yaitu Soekarni dan Sayuti Melik. Dua orang tersebut melihat dan mengangguk dengan pembicaraan tiga tokoh nasionalis, pembicaraan perumusan didominasi oleh Soekarno lalu Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo.

Setelah selesai Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik konsep tersebut, coretan sana – sini di selembar kertas dikoreksi oleh Soekarno agar maknanya tidak kabur, pengetikan oleh Sayuti Melik membuat tulisan lebih tegas.

Menurut Arifin Suryo Nugroho & Ipong Jazimah, (2011) B.M. Diah yang berada dibelakang Sayuti Melik membuat perubahaan yaitu kata “tempoh” menjadi “tempo”, kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia”, yang terakhir “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen’05” (h.110)

Teks Proklamasi

Naskah yang telah disusun kemudian diperlihatkan ke para tokoh nasionalisme yang berada di ruangan itu, Soekarno dan Hatta mengusulkan bahwa teks proklamasi ditanda tangani oleh pihak yang berada di ruangan tersebut, ditolak oleh beberapa tokoh disana. Soekarni memberikan ide bahwa hanya ada dua nama saja, Soekarno dan Hatta.

Sayuti Melik

Dalam koran Kompas edisi 20 Mei 1992 (seperti dikutip dari Arifin Suryo Nugroho & Ipong Jazimah, 2011, h.111) Teks proklamasi tersebut dicetak oleh B.M. Diah dan para pemuda di percetakan Siliwangi. Salinan teks juga sudah diberikan sejauh mungkin, juga diberikan ke kantor berita Antara dan Radio Domei. Detik – detik proklamasi yang berdebar dan dihadiri oleh rakyat Indonesia, pembacaan teks proklamasi dibacakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi.

Kantor Domei
Menurut Her Suganda (2013) rapat yang menghasilkan kebulatan tekad bangsa Indonesia untuk merdeka itu ditutup menjelang waktu sahur habis. Bung Karno dan Bung Hatta serta peserta rapat lainnya membubarkan diri (h.88).

Berbagai rumor telah disebarluaskan bahwa akan ada pembacaan teks proklamasi yang akan diselenggarakan di rumah laksamana Maeda, semua telah disiapkan seperti tempat, mikrofon dan peralatan pengeras suara yang lainnya. Dengan keadaan yang lelah dan sakit, Soekarno masih tetap melanjutkan pembacaan teks proklamasi, Soekarno menggenggam pecinya dan keluar dari kamar bersama dengan Hatta.

Pembacaan Teks proklamasi

Dimulai dari pidato Soekarno yang berapi – api, membuat semua yang mendengarkan terkesan dan membara, mengibarkan sang saka merah putih yang dipimpin oleh Latief Hendraningrat dengan diiringi lagu Indonesia Raya tanpa alunan musik, semua tertib dan khusu. Lalu pembacaan Proklamasi dilakukan setelah pengibaran bendera Merah Putih, Soekarno menyatakan bahwa kemerdekaan dan mulai untuk menyusun negara.

Pengibaran bendera Sang Merah Putih

 Penyebaran Berita di Sekitar Jakarta

Setelah pembacaan Proklamasi oleh Soekarno, semua bergegas untuk menyebar luaskan. Foto juga berperan besar yang telah membuat dokumentasi pada saat itu masih ada sampai sekarang. Fotografer yang ada disana yaitu Alex dan Frans Mendur, Alex yang bekerja di kantor berita Domei dan Frans Mendur yaitu saudara kandung Alex bekerja di Asia Raya. Keduanya adalah fotografer yang hanya hadir pada saat itu. Setelah proklamasi, hasil plat negatif Alex dihancurkan oleh Jepang. Berbeda dengan saudara kandungnya, Frans mengubur plat negative di dekat kantor halaman Asia Raya dan saat ditanyai plat tersebut Frans hanya bilang bahwa plat nya telah diambil oleh pendukung Soekarno.

Frans yang memiliki hasil plat negative tersebut mencetak foto – foto tersebut dengan keadaan sembunyi bahwa, hasil foto tersebut dia berikan ke pilot Filipina lalu dimuat diberbagai media di Asia Tenggara.

Menurut Ibid (seperti dikutip dari Nugroho, Arifin Suryo & Jazimah, Ipong. 2011, h. 137) pada hari yang sama saat pembacaan proklamasi kemerdekaan Adam Malik datang ke kantor Domei dan mengatakan ke Sugiarin Hadiprojo bahwa akan ada berita penting dan berita tersebut harus disebarluaskan ke seluruh dunia, salah satu caranya dengan pemancar di kantor Domei. Setelah selesai proklamasi Adam Malik datang kembali ke kantor Domei dengan membawa berita penting disakunya, sebelum memberikan berita tersebut, Adam Malik mennyakan ke Sugiarin Hadiprojo bahwa dia siap dengan konsekuensi yang akan ditanggunnya dengan menyiarkan berita penting tersebut, Sugiarin Hadiprojo menjawab dengan lantang bahwa dia berani. Pada saat itu berita proklamasi kemerdekaan Indonesia disiarkan keseluruh pelosok dunia, konsekuensi Sugiarin Hadiprojo yaitu membuat pemerintahan Jepang marah dan membuatnya ditangkap dan dibawa ke Markas Kempetai, tetapi dibebaskan lagi.

106 comments:

  1. Nama:Fahmi Harkat
    Kelas:XI IPA 4
    Harir pak

    ReplyDelete
  2. Nama : Amanda Mustika
    Kelas: XI IPA 4
    Ket. : Hadir, Pak

    ReplyDelete
  3. DESSRI MURGIANTARI
    XI IPA 4
    KET : HADIR

    ReplyDelete
  4. Nama : Muhammad Farid Al Faruq
    Kelas : XI IPA 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  5. Nama: Jihan Nur Annisa
    Kelas: XI IPA 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  6. Nama: Aminah Ramizah
    Kelas: XI Ipa 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  7. Samuel Rivaldo Simanjuntak
    XI IPA 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  8. Anastasya Bintang lestary
    XI IPA 4
    Hadir

    ReplyDelete
  9. Sovy Fitria Nuraini
    XI IPA 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  10. Selimarsk Vioni
    XI IPA 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  11. Hesti Wulandari
    XI IPA 4
    Hadir pk

    ReplyDelete
  12. Nabila Putri K.
    XI IPA 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  13. Elisabeth Hutabarat
    XI IPA 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  14. Muhammad Harits Naufal Kurniawan
    XI IPA 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  15. Sarina
    Xi ipa 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  16. RADITYA PANDHITO WICAKSONO
    XIIPA 4
    Hadir

    ReplyDelete
  17. Putri Suci Aria
    XI IPA 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  18. NASJWA RULLY A.
    XI IPA 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  19. Annisa Urania
    XI Ipa 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  20. Queency Dhealya Siburian
    XI IPA 4
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  21. Eva Juni Arta Siregar
    XI IPA 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  22. Elvan Yohanes Gultom
    XI IPA 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  23. Anastasya Putri Amanda
    XI IPA 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  24. CHINTYA WINDA VIVIANA PURBA
    XI IPA 4
    HADIR PAK

    ReplyDelete
  25. Evalina Vanesia Simanjuntak
    XI IPA 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  26. Nadya Putriana S
    XI IPA 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  27. Mira Tara Dwipa Sihombing
    XI IPA 6
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  28. Fadhilah Apriany Ibrahim
    XI IPA 5
    Hadir pak

    ReplyDelete
  29. Giska Maulidina Resky Ersaputri
    XI IPA 5
    Hadir

    ReplyDelete
  30. ALYA SABRINA PUTRI ASTIKA
    XI IPA 1
    Hadir Pak 🙏

    ReplyDelete
  31. Aura Meiswa Maulita
    XI IPA 3
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  32. Nita Angelina Vesa Purba
    XI IPA 3
    Hadir pak🙏

    ReplyDelete
  33. Jhelvanest Butar Butar
    XI IPA 3
    Hadir

    ReplyDelete
  34. YONA ELVINA RINANDA
    XI IPS 4
    HADIR

    ReplyDelete
  35. Danella Dwi Pratiwi
    XI IPA 1
    Hadir!

    ReplyDelete
  36. Raudhiatin Tabitha
    XI IPA 1
    Hadir pak

    ReplyDelete
  37. KASIH JEMIMA
    XI IPA 3
    HADIR PAK

    ReplyDelete
  38. Annisa Laga
    XIP IPA 3
    Hadir pak

    ReplyDelete
  39. Dzubyan athasyah Muhammad
    XI IPA 3

    ReplyDelete
  40. Rahma Dana Agustini
    XI IPA 3
    Hadir pak

    ReplyDelete
  41. Risma Khairani
    XI IPA 3
    Hadir pak

    ReplyDelete
  42. Jeremy Cornelius Manullang
    XI IPA 3
    Hadir pak

    ReplyDelete
  43. Istikoma Sukainah
    Xi ips 4
    Hadir pal

    ReplyDelete
  44. Rouli maida
    XI IPA 3
    HADIR PAK

    ReplyDelete
  45. Vista Afriani Putri
    XI IPA 1
    Hadir

    ReplyDelete
  46. Suci Cahyati
    XI IPA 2
    Hadir pak...

    ReplyDelete
  47. Sheela Juli Kurniastuti
    XI IPA 3
    Hadir pak

    ReplyDelete
  48. Alfa Rida Corin
    Xi IPA 3
    Hadir pak

    ReplyDelete
  49. GRACYA ANATASYA SIHOMBING
    XI IPS 4
    HADIR pak

    ReplyDelete
  50. HELEN OSALINA
    XI IPA 1
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  51. Zhafira Dwi Cahya
    XI IPS 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  52. Iffando Darmansyah
    XI IPA 2
    Hadir pak.

    ReplyDelete
  53. faridah rahmah fadhilah
    XI IPA 1
    hadir

    ReplyDelete
  54. Yessi Renata
    XI IPA 2
    Hadir pak...

    ReplyDelete
  55. LOLA ELYA JULYANTY
    XI IPA 3
    Hadir

    ReplyDelete
  56. MEILANI PUTRIDAMAYANTI
    XI IPA 1
    HADIR

    ReplyDelete
  57. Widi prasetiwi
    XI IPA 3
    Hadir

    ReplyDelete
  58. Gracia Hutagalung
    XI IPS 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  59. Fadli Aditya Suhairi
    XI IPA 2
    Hadir

    ReplyDelete
  60. Joel Ivan Fredric Warouw
    XI IPA 2
    Hadir

    ReplyDelete
  61. Muhammad Agung Syaputera
    XI IPA 1
    Hadir

    ReplyDelete
  62. Amalia Cahayantari Gumay
    XI IPA 1
    Hadir

    ReplyDelete
  63. Muhammad Bayu Syaifullah
    XI IPA 2
    HADIR

    ReplyDelete
  64. Daniel syah hendrawan siregar
    XI IPA 2
    HADIR PAK

    ReplyDelete
  65. Stefy Aprilian
    XI IPA 1
    Hadir pak

    ReplyDelete
  66. Muhammad Faiq Fadli
    XI IPA 2
    Hadir pak

    ReplyDelete
  67. Dareene Yasmine Hafizhah
    XI IPA 2
    HADIR

    ReplyDelete
  68. Rania Zefanya Sirait
    XI IPA 2
    Hadir

    ReplyDelete
  69. Nuryanti Ruth Grace
    XI IPA 2
    Hadir

    ReplyDelete
  70. Fatikha Nurul Zalianty
    XI IPA 2
    Hadir

    ReplyDelete
  71. Zarkasya Rizki Sabila
    XI IPA 3
    Hadir pak

    ReplyDelete
  72. ANISA PUTRI DEWIYANTI
    XI IPA 2
    hadir pak

    ReplyDelete
  73. Aludra Nadia Armadyaputri
    XI IPA 3
    Hadir

    ReplyDelete
  74. Agnes Monica Hutagalung XI IPA 3 hadir pak

    ReplyDelete
  75. Hatsion Nurpianto
    XI IPA 1
    Hadir pak

    ReplyDelete
  76. Hizkia Poligia S
    XI IPA 2
    Hadir pak

    ReplyDelete
  77. Fatimah az zahra
    Xi ips 4
    Hadir pak

    ReplyDelete
  78. Yesi tri Yana Effendi
    Xi IPA 1
    Hadir pak

    ReplyDelete
  79. Endang Trisnawati Br Nainggolan
    XI IPA 2
    Hadir pak

    ReplyDelete
  80. Fitria Halimatus Sa'diyah
    XI IPA 2
    Hadir pak

    ReplyDelete
  81. Ferdi Daniel Fajar Butar Butar
    XI IPA 2
    Hadir Pak

    ReplyDelete
  82. Sonya Kristina Silitonga XI IPA 2 hadir pak

    ReplyDelete
  83. Anisa Sa'diyyah
    XI IPA 2
    hadir pak

    ReplyDelete
  84. Wina Adelia Azahra
    XI IPA 2
    Hadir pak

    ReplyDelete
  85. Jhony Adrian
    XI IPA 5
    hadir pak

    ReplyDelete
  86. Angelica Octarin Hutasoit
    Xl IPS 4
    Hadir pak

    ReplyDelete

KONSEP DASAR SEJARAH

Asal Kata dan Arti Kata serta Istilah Sejarah Dari manakah asal kata sejarah itu? Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa Arab “syaj...

Postingan Populer